Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang kripto mengalami crash lagi di bulan Mei, hanya beberapa pekan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam 2 pekan sebelumnya, harga bitcoin cs jeblok gila-gilaan, sementara di pekan ini lebih stabil meski masih belum lepas dari tren penurunan.
Pada perdagangan Minggu (30/5/2021), harga bitcoin merosot 4,23% di US$ 33.717,9/BTC atau setara dengan Rp 482 juta/koin (kurs Rp 14.300/US$), pada pukul 8:38 WIB, melansir data dari Refinitiv. Dengan penurunan tersebut, total sepanjang bulan ini harga Bitcoin ambrol lebih dari 40%, bahkan pada 19 Mei lalu nyaris menembus ke bawah US$ 30.000/BTC.
Di waktu yang sama, harga ethereum ambrol lebih dari 9% ke US$ 2.206,69/ETH, sementara sepanjang bulan ini nilainya menyusut 20%.
Ripple lebih parah ketimbang bitcoin, sepanjang bulan Mei jeblok nyaris 50%, dan pagi ini minus 8%.
Kemudian dogecoin hari ini merosot lebih dari 8%, sementara sepanjang bulan Mei penurunannya paling kecil, hanya 5%.
Kecuali dogecoin, bitcoin dan mata uang kripto lainnya yang disebutkan di atas sebenarnya menguat sepanjang pekan ini. Bitcoin misalnya, menguat sekitar 4% setelah mengalami 2 pekan yang "mengerikan".
Meski demikian, Edward Moya analis di Oanda Corporation memperingatkan pasar kripto saat ini masih belum stabil.
"Volatilitas di pasar kripto menurun di pekan ini, tetapi kemungkinan tidak akan berlangsung lama," kata Moya, sebagaimana dilansir Express, Minggu (30/5/2021).
"Bitcoin masih dalam fase konsolidasi, tetapi jika level US$ 37.000/BTC mendapat momentum, maka posisi bitcoin akan memburuk dengan cepat," tambahnya.
Harga bitcoin saat ini sudah di bawah level tersebut, sehingga risiko berlanjutnya kemerosotan bitcoin semakin besar.
Jebloknya harga bitcoin CS terjadi setelah mendapat "perlawanan" dari beberapa negara. China di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping melarang lembaga keuangan seperti bank dan fintech pembayaran untuk menyediakan layanan transaksi uang kripto. Selain itu China juga akan mengeluarkan aturan baru untuk menindak penambang dan perdagangan mata uang kripto.
Lalu ada Presiden AS Joe Biden yang memberlakukan pelaporan pajak untuk transaksi kripto di atas nilai tertentu, kali ini Iran juga melarang.
Pemerintah Iran juga ikut mengumumkan larangan sementara penambangan bitcoin dan cryptocurrency lainnya pada Rabu (26/5/2021). Alasannya, para pejabat menyebut aktivitas itu "boros" energi dan menyebabkan pemadaman listrik di sejumlah kota di Iran.
Selain itu, Elon Musk yang membuat harga mata uang kripto meroket gila-gilaan di tahun ini juga membuatnya berbalik arah setelah mengumumkan Tesla menghentikan penggunaan bitcoin dalam pembelian mobil Tesla. Alasannya, penambangan bitcoin memicu peningkatan penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.
"Tesla telah menangguhkan pembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Kami prihatin dengan peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun," kicau Elon Musk pada pertengahan Mei lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Crypto Crash! Harga Bitcoin Jeblok Lebih dari 40% Bulan Ini Market - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment