Rechercher dans ce blog

Sunday, May 23, 2021

Pantai Batukaras, Pelajaran Ekonomi Pandemi dari Pangandaran - kompas.id

Memuat data...

BIRO ADPIM PEMPROV JABAR

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum seusai meninjau lokasi wisata di Kabupaten Pangandaran, Minggu (16/5/2021).

Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tidak dapat dimungkiri masih menjadi primadona wisatawan dari dalam dan luar negeri. Namun, akibat belum idealnya penerapan protokol kesehatan Covid-19, nama besarnya sempat tercoreng saat libur Lebaran 2021.

Dalam video amatir yang diambil Sabtu (15/5/2021), tampak pengunjung memenuhi Pantai Batukaras tanpa masker. Menjaga jarak antarpengunjung pun sulit dilakukan. Ironis. Batukaras yang terdaftar dalam jaringan United Nation World Tourism Organization International Network of Sustainable Tourism Observatories sejak tahun 2016 itu justru rentan menebar bahaya.

Kritik datang dari berbagai pihak, menuntun pemerintah daerah menutup kawasan ini selama dua hari, 16-17 Mei 2021. Batukaras memang penuh pesona, tapi melanggar protokol kesehatan bukan tindakan bijaksana.

Ujungnya, kawasan yang sebelumnya dikenal angker itu mulai dikunjungi wisatawan dari sejumlah negara.

Mari kita tengok keunggulan Batukaras. Tidak sulit menemukan kekuatan salah satu kawasan wisata andalan Jabar ini. Berjarak 35 kilometer dari Pantai Pangandaran, Batukaras adalah anomali pesisir selatan Jawa Barat.

Pantainya minim karang yang mencuat ke permukaan air. Meski berangin kencang khas pantai selatan, berada di antara dua bukit karang, ombaknya relatif tidak ganas. Bagi peselancar pemula, kondisi adalah idaman yang tidak mudah dicari.

Baca juga : Pengunjung Membeludak, Pantai Batukaras di Pangandaran Ditutup

Memuat data...

KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Pengunjung berkuda di pantai barat Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (20/3/2019). Pangandaran merupakan kawasan wisata di pesisir selatan Jabar.

Kirana (40), penikmat olahraga selancar asal Bandung, mengatakan, ombak di Batukaras mungkin tak sebesar di Bali atau Sukabumi. Hal ini membuat mereka yang belum terampil berselancar lebih percaya diri mengendarai ombak. Apabila jatuh, potensi dilukai karang pun minim.

Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan ombak besar bisa mengentak Batukaras. Bulan Desember-Januari, gulungan ombak setinggi 1-1,5 meter. Bagi penggila selancar, itu menjadi bonus tersendiri.

”Saat itu, pernah dilakukan perlombaan selancar nasional bagi pemula atau profesional. Tak jarang pesertanya datang dari luar negeri,” kata Kirana.

Akses menuju Batukaras tidak sulit. Lokasi sekitar 315 km dari Bandung atau sekitar 6 jam perjalanan dengan kendaraan umum. Turun di Terminal Cijulang, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menuju Batukaras, berjarak sekitar 5 km.

Perjalanan sambungan itu menggunakan ojek bertarif Rp 5.000-10.000 per orang. Atau, bisa juga menyewa angkutan umum Rp 60.000 per unit.

Memuat data...

KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Sejumlah layang-layang menghiasi langit pantai timur Pangandaran dalam Pangandaran International Kite Festival, Sabtu (13/7/2019). Salah satu tujuan kegiatan ini mempromosikan destinasi wisata dan budaya di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Jarak itu bisa dipangkas apabila menggunakan pesawat terbang berpenumpang delapan orang dari Jakarta menuju Bandara Nusawiru. Perjalanannya memakan waktu terbang tiga jam. Dari Nusawiru, perjalanan dilanjutkan dengan ojek atau angkutan umum menuju Batukaras selama setengah jam.

Sampai di Batukaras, pengunjung juga bisa memanfaatkan beragam jasa yang ditawarkan. Persewaan mobil dan sepeda motor bisa jadi alternatif. Tarif sewa mobil Rp 350.000-Rp 400.000 per hari atau sepeda motor Rp 50.000 per hari. Pemandu wisata juga bisa diajak menemani perjalanan, yang jasanya bertarif sekitar Rp 350.000 per hari.

Bagi yang ingin berselancar, ada persewaan papan selancar hingga kursus singkat berseluncur di ombak tenang. Persewaan papan selancar berbagai ukuran bertarif Rp 50.000-Rp 75.000 per setengah hari.

Apabila benar-benar buta menggunakan papan selancar, wisatawan bisa menyewa jasa instruktur dengan tarif Rp 150.000 per jam. Ada lebih kurang 50 instruktur siap memanjakan wisatawan. Biasanya, instruktur akan membawa wisatawan ke tempat favorit di sekitar Batukaras, seperti Karang, Legok Pari, dan Bulak Bendak.

Baca juga : Menyelamatkan Masa Depan Pangandaran

Jika harus menginap, sejumlah hotel dan penginapan tersedia di sana. Tarifnya Rp 150.000-Rp 250.000 per kamar per hari. Wisatawan juga bisa menyewa rumah warga bertarif Rp 100.000-Rp 150.000 per malam.

Sejauh ini, Batukaras adalah andalan Pemkab Pangandaran mendulang pendapatan asli daerah (PAD) pariwisata. Meski masih kalah besar dibanding Pantai Pangandaran yang memberikan PAD Rp 13,326 miliar di tahun 2019, PAD Rp 2,605 miliar pada tahun yang sama jelas bukan hal kecil.

Memuat data...

KOMPAS/SAMUEL OKTORA

Kawasan pasir putih pantai barat Pangandaran di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dipadati pengunjung beberapa waktu lalu sebelum pandemi Covid-19.

Green Canyon

Di Cijulang, Batukaras tidak sendirian menarik wisatawan. Salah satu yang terkenal adalah Green Canyon di sekitar di Sungai Cijulang. Jika biasanya ditutup sementara karena cuaca buruk yang rentan memicu banjir bandang di kawasan itu, saat libur Lebaran, kawasan ini juga ikut ditutup selama dua hari imbas kepadatan di Batukaras.

Penamaan Green Canyon hadir karena saat kemarau warna air Sungai Cijulang yang mengalir di antara tebing karang terlihat berwarna hijau bening. Panorama andalan lainnya adalah jembatan tanah di atas Sungai Cijulang dengan lebar sekitar 3 m dan panjang 40 m. Jembatan itu menghubungkan Desa Kertayasa dengan Desa Batukaras. Dalam bahasa Sunda, jembatan tanah itu disebut Cukang Taneuh.

Anugerah alam ini dilihat Frank dan Astrid, turis asal Perancis dan Swiss, pada awal 1990-an. Keduanya menilai obyek wisata berjarak sekitar 5 km dari Batukaras itu mirip Green Canyon di Colorado, Amerika Serikat. Promosi lantas beredar dari mulut ke mulut. Ujungnya, kawasan yang sebelumnya dikenal angker itu mulai dikunjungi wisatawan dari banyak negara.

Baca juga : Uji Kekuatan Dua Petahana di Pangandaran

Dengan menyewa perahu berkapasitas lima orang Rp 500.000, wisatawan akan diajak menyusuri Sungai Cijulang. Pada satu titik, perahu akan berhenti karena batu karang menghadang sehingga alur sungai seakan-akan bertingkat.

Di sana, wisatawan bisa turun dari perahu dan menaiki batu karang untuk bisa menikmati sejuknya udara di Sungai Cijulang. Bagi yang berani, berenang di kawasan ini juga bisa dilakukan menuju air terjun dengan ornamen stalaktit dan stalagmit. Tahun 2019, Green Canyon menyumbang PAD hingga Rp 698 juta.

Batuhiu

Apabila belum cukup dengan dua obyek wisata itu, wisatawan bisa datang ke Pantai Batuhiu di Kecamatan Parigi. Jaraknya 13 km dari Green Canyon. Tahun 2019, Pantai Batuhiu mampu menyumbang PAD Rp 902,5 juta.

Meski wisatawan tidak bisa leluasa berenang di pantai, kawasan ini disebut miniatur Tanah Lot di Bali. Ada bukit karang yang bisa dikunjungi wisatawan melihat batu yang menyerupai sirip hiu yang berenang di Samudra Hindia.

Memuat data...

KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Seekor rusa beristirahat di area wisata pinggir Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (10/11/2020). Beberapa satwa liar seperti rusa dan lutung kerap beraktivitas di luar Cagar Alam Pangandaran yang bersebelahan dengan Pantai Pangandaran.

Ada kisah unik di balik Batuhiu. Tempat ini konon acap kali didatangi mereka yang ingin menjadi sinden (penyanyi) beken atau penabuh gamelan kesohor. Semuanya itu berawal dari cerita rakyat Sembah Genter Oder, Sembah Galuh Oder, dan Sembah Galunggung Kuning.

Sembah Galunggung Kuning diminta bantuan menangkap ikan untuk bahan makan lebih dari 60 anggota pasukannya. Sebelum hasil tangkapannya dimasak, Sembah Galuh Oder menanyakan jenis ikan hasil tangkapan Sembah Galunggung Kuning.

Akan tetapi, ikan dengan kulit keras tanpa sisik berwarna kehitaman itu mendadak berubah menjadi batu tatkala Sembah Galunggung Kuning menjawabnya: ”Ikan Hiu”. Sejak itu, masyarakat menjuluki pantai di daerah itu Pantai Batuhiu.

Segala anugerah bagi Pangandaran itu jelas sayang jika dilewatkan. Setelah ditutup dua hari, semua obyek wisata di Pangandaran dibuka kembali mulai Selasa (18/5/2021). Namun, saat pandemi Covid-19 masih menyelimuti dunia, butuh kearifan semua pihak menyikapinya.

Ke depan, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, akan semakin ketat mengawasi obyek wisata dari kerumunan tanpa protokol kesehatan. Penggunaan masker dalam protokol kesehatan sangat penting mencegah munculnya kluster baru virus korona.

Harapannya, wisatawan masih bisa datang menikmati keindahan Pangandaran sembari tetap menekan potensi penularan. Dengan begitu, roda perekonomian pun bisa tetap berjalan. Di tengah pandemi, protokol kesehatan ketat menjadi faktor sangat penting memastikan dampak buruk pandemi bisa diminimalkan.

Baca juga : Ridwan Kamil Menjawab soal Kerumunan Pantai Pangandaran

Adblock test (Why?)


Pantai Batukaras, Pelajaran Ekonomi Pandemi dari Pangandaran - kompas.id
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...