Rechercher dans ce blog

Thursday, June 3, 2021

Main Facebook dari Penjara, Terpidana Pencabulan di Depok Terancam Tak Dapat Remisi - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Pengamanan Rutan Cilodong, Depok, Numan Fauzi, mengatakan bahwa pihaknya sedang mengusulkan sanksi administrasi register F kepada eks pejabat gereja terpidana kasus kekerasan seksual, Syahril Parlindungan Marbun.

Sebelumnya, Syahril yang divonis 15 tahun penjara terkait pencabulan anak-anak, terkonfirmasi masih dapat mengakses Facebook dari dalam penjara melalui ponsel yang disebut diperolehnya dari napi yang sudah bebas.

"Kami mengusulkan untuk register F, pemutusan hak-hak dia sebagai warga binaan untuk (mendapatkan) remisi dan integrasi," kata Fauzi kepada Kompas.com, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Eks Pengurus Gereja yang Jadi Terpidana Kekerasan Seksual di Depok Masih Bisa Main Facebook dari Penjara

Fauzi menyebut, pihak rutan kerap melakukan sosialisasi terhadap para warga binaan mengenai hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan, beserta konsekuensinya.

Ia juga menyampaikan bahwa petugas sudah rutin melakukan sidak 2 kali seminggu dan menyiapkan sarana komunikasi bagi para warga binaan.

Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Fauzi mengeklaim, ponsel yang didapatkan Syahril di dalam sel lolos dari pengawasan.

Baca juga: Main Facebook dari Penjara, Terpidana Pencabulan di Depok Dapat Ponsel dari Mana?

Di samping usulan sanksi administrasi, Syahril juga disebut akan ditempatkan dalam sel isolasi.

"Kami lakukan sel isolasi 2x6 hari," ujar Fauzi.

Syahril terlibat dalam rangkaian kekerasan seksual sebagai bekas pembimbing anak-anak di salah satu kegiatan di Gereja Herkulanus Depok.

Selama masih menjabat itu, Syahril yang juga bekerja sebagai advokat itu memanfaatkan kekuasaannya untuk mencabuli sedikitnya 23 anak bimbingnya selama hampir 20 tahun terakhir.

Baca juga: Pencabulan Anak oleh Pejabat Gereja di Depok: Cerita Orangtua Depresi, Minta Ikut Direhablitasi

Vonis 15 tahun penjara untuk Syahril merupakan hukuman maksimal sesuai yang tertera pada Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Vonis ini juga lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntutnya dijatuhi hukuman 11 tahun penjara.

Selain hukuman 15 tahun penjara, Syahril juga dikenai denda Rp 200 juta subsider 3 bulan penjara, serta diharuskan membayar ganti rugi sebesar Rp 6.524.000 subsider 3 bulan penjara untuk korban pertama, lalu ganti rugi korban kedua senilai Rp 11.520.639 subsider 3 bulan penjara, sesuai tuntutan jaksa.

Adblock test (Why?)


Main Facebook dari Penjara, Terpidana Pencabulan di Depok Terancam Tak Dapat Remisi - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...