KOMPAS.com - Virus corona varian Delta mendominasi penularan Covid-19 yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah.
Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim dari FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dirilis Senin (14/6/2021).
Mengutip laman Kemenkes, Senin (14/6/2021) penelitian tersebut dilakukan sebagai respons terhadap lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, yang terjadi setelah libur Idul Fitri.
Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi mengatakan, dari total 37 sampel yang diteliti, sebanyak 34 sampel telah keluar hasilnya. Sementara, 3 sampel tidak keluar hasilnya.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta (B.1.617) yang pertama kali terdeteksi di India.
"Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia, dan sudah terbukti pada populasi di India dan di Kudus," kata Gunadi.
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Gunadi mengatakan, temuan itu memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus adalah karena adanya varian Delta.
Baca juga: Alpha, Delta, dan Petunjuk Jokowi yang Mengubah Prabowo
Bahaya dari varian Delta
Virus corona varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli virus corona SARS-CoV-2.
Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.
1. Berbahaya bagi lansia
Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien.
"Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," kata Gunadi.
2. Dapat menginfeksi kembali
Varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19. dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.
Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.
3. Menurunkan kekebalan tubuh lansia
Gunadi mengatakan, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.
"Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia, karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta," ujar Gunadi.
Baca juga: 6 Fakta Varian Delta, Penyebab Tsunami Covid-19 di India
Penyebab kasus Covid-19 di Kudus melonjak
Gunadi mengatakan, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus adalah karena adanya interaksi sosial yang masif, dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri.
Hal itu kian diperburuk dengan adanya varian virus baru, yakni varian Delta yang lebih cepat penyebarannya.
“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif," kata Gunadi.
Menurut dia, varian Delta bukan tidak mungkin sudah menyebar juga di daerah lain.
"Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja," ujar Gunadi.
Gunadi menyarankan kepada masyarakat, dalam situasi seperti ini pengetatan kembali protokol kesehatan adalah hal mutlak.
Di antaranya adalah dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.
"Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus," kata Gunadi.
Baca juga: Varian Covid-19 Delta Menyebar di Indonesia, Ini Kekhawatiran Epidemiolog
Menyebar di Kudus, Ini Bahaya dari Virus Corona Varian Delta - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment