JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Sahabat Sampoerna Tbk tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor dalam rangka menambah modal inti perseroan.
Direktur Bank Sahabat Sampoerna Hengky Suryaputra menuturkan beberapa investor yang tengah dijajaki di antaranya adalah startup. Perusahaan rintisan tersebut ada yang bergerak di sektor e-commerce hingga fintech.
"Kami due dilligence dengan sejumlah startup, dan kami lihat ada keseriusan untuk bisa bekerja sama dalam rangka penambahan modal," ujarnya, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Ini Bank-bank yang Masih Harus Menambah Modal Inti Tahun 2021
Menurut Hengky, perusahaan rintisan yang berpotensi menginjeksi modal adalah salah satu dari sejumlah pihak yang potensial menjadi pemodal perseroan.
Adapun pihak lain yang juga dijajaki adalah lembaga keuangan serta bank untuk kemudian merger.
"Kami terbuka pada semua opsi untuk meningkatkan jumlah modal perseroan," jelasnya.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Sejauh ini, Bank Sahabat Sampoerna telah berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp 8 triliun, dengan total aset mencapai Rp 13 triliun.
Sementara itu, modal inti yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 1,7 triliun. Sesuai dengan ketentuan OJK, perseroan harus menambah modal agar bisa memenuhi ketentuan modal inti minimal Rp 3 triliun di akhir 2022.
Baca juga: Ini Alasan OJK Naikkan Modal Inti Bank Baru Jadi Rp 10 Triliun
Suntikan Modal Pemegang Saham dan IPO
Selain menggandeng investor strategis, Bank Sahabat Sampoerna membuka opsi lain yakni meminta pemegang saham eksisting untuk menyuntikkan modal.
Pilihan ini ditempuh jika opsi menggandeng investor, baik startup maupun investor strategis lainnya tidak bisa terealisasi.
"Di samping itu kami juga akan IPO. Sebenarnya IPO ini sudah kami agendakan. Namun karena pandemi, akhirnya aksi korporasi ini kami tunda," jelasnya.
Tambah Modal, Bank Sahabat Sampoerna Jajaki Investor dari Startup - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment