Rechercher dans ce blog

Sunday, August 29, 2021

Terapi Finansial, Keluar dari Jeratan Utang - kompas.id

Memuat data...

HANDINING

Anastasia Joice Tauris Santi, wartawan Kompas

Bukan hanya badan atau jiwa yang bisa sakit, dompet pun bisa ”sakit”. Dompet yang sakit bisa membuat tubuh dan jiwa ikut sakit, seperti kepala pusing, jantung berdebar, dan stres.

Dompet yang baik-baik saja dengan isi yang dapat mencukupi kebutuhan pemiliknya, kemungkinan besar akan membuat badan dan jiwa pemiliknya merasa tenang.

Ketika dompet atau situasi keuangan kita sedang tidak baik, apakah itu sedang ”sakit parah” ataukah sekadar ”sakit pilek”, sebaiknya cepat diobati. Seperti halnya badan dan jiwa, sakit berkepanjangan juga berdampak buruk terhadap dompet.

Padahal, mengakui memiliki masalah, termasuk masalah keuangan, merupakan langkah awal untuk membereskan masalah.

Untuk menentukan apakah keadaan keuangan kita sehat atau sakit, dapat dilakukan pengecekan atau check up. Serupa dengan check up badan yang memeriksa aliran darah atau kadar kolesterol, pemeriksaan keuangan juga perlu dilakukan secara menyeluruh. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di beberapa laman perencana keuangan.

Di laman tersebut, kita diminta memasukkan data keuangan, seperti berapa jumlah utang, aset, dan pengeluaran. Ada rasio-rasio tertentu untuk menyatakan keuangan kita sehat, semisal cicilan utang bulanan lebih rendah dari 30 persen atau alokasi dana investasi besarnya lebih dari 10 persen penghasilan per bulan.

Jika hasilnya kurang baik, segera ambil langkah untuk memperbaikinya. Biasanya, ketika ada masalah, sebagian orang tidak mengakuinya dan merasa semua baik-baik saja. Padahal, mengakui memiliki masalah, termasuk masalah keuangan, merupakan langkah awal untuk membereskan masalah.

Baca juga : Sukri Hadir Lagi

Memuat data...

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Mudahnya memperoleh pinjaman uang secara daring membuat banyak orang dengan gampang terjerat utang yang menetapkan bunga mencekik.

Misalnya, ketika uang tabungan tergerus karena pada masa pandemi ini penghasilan berkurang, bicarakanlah dengan keluarga. Dari pengakuan tentang tabungan yang menipis akibat gaji dipotong, akan timbul sikap dan kemauan untuk memperbaiki, seperti mencari penghasilan tambahan atau mengurangi konsumsi.

Salah satu masalah keuangan yang sering dialami banyak orang adalah terlilit utang. Penyebabnya banyak, antara lain keinginan yang lebih besar dari pendapatan, juga arus kas yang negatif. Terlebih saat ini banyak sekali penawaran utang instan yang sangat mudah diperoleh.

Keluar dari jeratan utang, tidak berarti tidak memiliki utang. Utang, terlebih utang konsumtif, harus dikendalikan. Total cicilan utang bulanan yang ideal, baik berupa utang konsumtif maupun produktif seperti kredit rumah, sebaiknya kurang dari 30 persen total penghasilan.

Baca juga : Sekali Lagi tentang Pentingnya ”Uang Dingin”

Orang dengan penghasilan Rp 10 juta, maksimal cicilan utangnya sekitar Rp 3,3 juta per bulan. Lebih dari itu, apalagi sampai 50 persen, akan membuat orang itu kehilangan banyak kesempatan untuk mengembangkan asetnya, selain membahayakan situasi keuangannya.

Untuk keluar dari jeratan utang diperlukan berbagai cara, termasuk mengurangi konsumsi hingga menjual aset yang ada. Jalan yang ditempuh tergantung dari situasi keuangan masing-masing orang.

Tidak jarang, meminta bantuan keluarga untuk menutupi utang sementara merupakan jalan keluar. Hanya saja perlu diingat bahwa utang kepada anggota keluarga tetap harus dibayar karena berisiko merusak hubungan.

Memuat data...

KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Korban pinjaman daring yang mengadu ke LBH Jakarta tengah berunjuk rasa di depan markas besar Polda Metro Jaya, Sabtu (23/3/2019).

Disiplin merupakan hal penting dalam upaya keluar dari jeratan utang ini. Tentu banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk melunasi utang, seperti mencari penghasilan tambahan atau mengetatkan ikat pinggang.

Menyusun rencana pengeluaran dan mengikutinya dengan ketat, akan sangat membantu untuk keluar dari jeratan utang. Berapa lama seseorang keluar dari jeratan utang, tentu dipengaruhi banyak faktor seperti jumlah utang dan kemampuan membayarnya. Pelajaran yang dapat diambil dari jeratan utang ini adalah ketika berutang, harus ada langkah untuk keluar dari utang tersebut.

Setelah terbebas dari utang, susunlah prioritas baru. Arus kas positif menjadi salah satu dasar perencanaan keuangan. Kondisi arus kas positif harus tetap dipertahankan. Dengan arus kas positif, banyak rencana keuangan yang dapat dilakukan.

Baca juga : Jangan Lupa Ambil Untung

Mulai berinvestasi bukanlah prioritas utama ketika arus kas sudah pulih menjadi positif. Melainkan mengumpulkan dana darurat. Memilih berinvestasi lebih dulu ketimbang menyimpan dana darurat ibarat membuat rumah tanpa pondasi dan langsung membuat tembok.

Dana darurat merupakan fondasi yang harus dibuat terlebih dahulu. Memiliki investasi tanpa dana darurat akan mengganggu investasi karena dana investasi akan diutak-atik untuk memenuhi kebutuhan mendadak yang seharusnya dipenuhi oleh dana darurat.

Setelah memiliki dana darurat, jangan lupakan proteksi. Proteksi penting untuk melindungi berbagai rencana finansial. Proteksi yang dimaksud adalah memiliki perlindungan asuransi dasar, seperti asuransi jiwa. Barulah setelah memiliki dana darurat dan proteksi, perlahan kita mulai menyisihkan dan bukan menyisakan, sebagian pendapatan untuk berinvestasi, termasuk investasi jangka panjang.

Adblock test (Why?)


Terapi Finansial, Keluar dari Jeratan Utang - kompas.id
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...