Nirina Zubir walk out saat diwawancarai tvOne terkait kasus mafia tanah yang menimpanya. Nirina Zubir merasa dijebak karena tvOne tiba-tiba menghadirkan pengacara pihak tersangka Riri Khasmita, yang kemudian menyalahkan mendiang ibunda Nirina Zubir, Cut Indria Martini, atas terjualnya aset-aset tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Nirina Zubir di Insta Story Instagram pribadinya. Nirina sekaligus merasa kecewa terhadap pihak tvOne karena tiba-tiba menghadirkan narasumber yang mengaku sebagai pengacara tersangka mafia tanah.
"Tapi apa yang terjadi, tvOne menjebak Nirina live bersama seseorang yang adalah mengaku kuasa hukum dari tersangka Riri Khasmita, yang kita ketahui bukan dia (pengacaranya). Kalaupun itu lawyer baru, oh come on, banyaklah pasti lawyer-lawyer yang pada saat ini bermunculan, tapi masa dikasih sih panggung sama tvOne? I'm very disappointed dan saya dan lawyer saya juga meminta surat permohonan maaf dari tvOne, saya tunggu," papar Nirina.
Terpisah, kuasa hukum Nirina Zubir, Ruben Siregar, menjelaskan kejadian itu berlangsung ketika Nirina Zubir diwawancarai dalam siaran live tvOne pada Kamis (18/11) sekitar pukul 05.30 WIB. Menurut Ruben, sebelumnya, pihak tvOne tidak memberikan informasi kepada Nirina Zubir bahwa pengacara dari pihak tersangka juga akan dihadirkan dalam siaran tersebut.
"Iya, karena awalnya kenapa kita mau (diwawancarai oleh) tvOne, karena awalnya janjinya kita duet, berdua pihak Nirina dan pihak BPN Jakarta Barat. Ternyata pas di lapangan bukan sama BPN duetnya, malah kita ditampilkan berbarengan dengan lawyer tersangka," kata Ruben saat dihubungi detikcom, Jumat (19/11/2021).
Di tengah sesi wawancara, tiba-tiba tvOne menghadirkan seorang narasumber pengacara dari pihak tersangka. Menurut Ruben, pengacara tersebut juga tidak jelas legal standing-nya karena tidak memperlihatkan surat kuasa dari tersangka.
"Bahkan kita belum pernah ketemu itu orang, apakah benar itu lawyer tersangka, bener nggak dia lawyer? Bener nggak dia penerima kuasa tersangka, tersangka yang mana? Harusnya dikomunikasikan dulu dong sama kita," ujarnya.
Ruben menjelaskan pihaknya tidak melarang tvOne meminta tanggapan dari pihak tersangka. Namun, menurutnya, alangkah baiknya bila konfirmasi tersebut dilakukan secara terpisah.
"Coba bayangkan, logikanya saja, kalau kemarin sama pihak tersangka, nggak mungkin kita peluk-pelukan kan, yang ada malah bentak-bentakan kan. Buat apa kita direncanakan bentak-bentakan di TV, kan aneh gitu lho. Kalau mau sendiri-sendiri saja, tidak berbarengan. Kita tidak melarang (mewawancarai pihak tersangka), tapi kalau mau berbarengan, ya izin kita dulu dong. Kenapa, udah pasti kan hasilnya bentak-bentakan, ya kita males bentak-bentakan di TV, buat apa?" bebernya.
Nirina Geram terhadap Pernyataan Pihak Tersangka
Di satu sisi, pihak Nirina Zubir juga merasa geram terhadap pernyataan pengacara tersangka. Sebab, menurut Ruben, pihak pengacara tersangka telah memutarbalikkan fakta dengan menumpahkan kepada mendiang ibunda Nirina Zubir.
"Tidak berkenan (dengan pernyataan pihak tersangka), ibunya Nirina sudah meninggal, terus difitnah begitu saja. Dibilang dia (ibunda Nirina) yang menunjuk PPAT, dia yang menunjuk kuasa menjual. Pakai logikalah anaknya ada lima, ngapain nunjuk orang lain kalau anaknya ada lima, kenapa nggak satu saja yang bisa ditunjuk jadi kuasa. Kan nggak logis, ngomongnya asal-asalan. Nah, Nirina sebagai wanita, perasalah, pasti dia kesalnya setengah mati," katanya.
Lebih lanjut, Ruben mengatakan sejauh ini baru produser eksekutif tvOne yang menyampaikan permintaan maaf kepada Nirina atas kejadian tersebut. Namun Ruben menunggu permintaan maaf dari pihak Pimpinan Redaksi tvOne untuk meminta maaf.
"Kalau dari produser eksekutif sudah ada permintaan maaf secara tertulis melalui WA, tapi kalau dari pimpinan redaksi nggak ada. Pimpinan redaksi seharusnya bertanggung jawab," katanya.
Simak video 'Fakta Terkini Seputar Kasus Mafia Tanah Nirina Zubir':
Simak penjelasan pihak tvOne di halaman berikutnya....
Pengacara Ungkap Alasan Nirina Zubir Walkout dari tvOne - detikNews
Read More
No comments:
Post a Comment