REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dana investasi publik milik pemerintah Arab Saudi menargetkan bisa mengumpulkan sebanyak 3,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 44,640 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) melalui penjualan saham di Saudi Telecom Co (STC). Dana dari hasil penjualan saham akan digunakan untuk mendanai program investasi besar demi mendiversifikasi ekonomi Saudi yang bergantung pada minyak.
Dana investasi publik Arab Saudi akan menjual 5 persen saham di STC. STC merupakan operator telepon seluler paling menguntungkan di Timur Tengah yang dikenal melalui penawaran sekunder mulai 5 Desember. Sebanyak 100 juta saham akan ditawarkan dengan harga antara 100 riyal atau 26,70 dolar AS sampai 116 riyal.
Saham tersebut ditawarkan dengan diskon hingga harga penutupan pada Ahad (5/12) sebesar 116,20 riyal. Saham telah naik 9,6 persen tahun ini, dibandingkan kenaikan 28 persen di Tadawul All Share Index.
Dana kekayaan negara Arab Saudi merupakan salah satu kendaraan utama bagi rencana Putra Mahkota Mohammed Bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dari minyak. Sebelumnya dikatakan akan menginvestasikan sekitar 40 miliar dolar AS dalam ekonomi domestik per tahun hingga 2025.
Putra Mahkota mengatakan pada awal tahun ini, dana kekayaan seharusnya tidak menahan semua investasinya selamanya. Hal itu karena ia berupaya mengurangi kepemilikan dan membatasi kepemilikan di beberapa perusahaan menjadi saham minoritas.
“Jadi jika Anda memiliki 70 persen dari sebuah perusahaan maka itu salah. PIF akan memiliki 30 persen dari perusahaan dan mereka akan menjual 40 persen itu,” kata Putra Mahkota sebelumnya.
Dana tersebut telah meminjam uang, menjual aset dan menerima suntikan dana dari pemerintah karena mencari cara membayar investasi barunya. PIF juga mengatakan menggunakan uang yang dihasilkan dari investasi yang ada untuk mendanai kesepakatan baru.
Penjualan saham direncanakan sejak awal September ketika dana tersebut mengatakan telah menyewa sekelompok bank termasuk Goldman Sachs Group Inc, HSBC Holdings Plc, dan Morgan Stanley. Tujuannya untuk mengelola penjualan sebagian dari 70 persen sahamnya di STC.
Goldman Sachs, HSBC, Morgan Stanley dan SNB Capital merupakan penasihat keuangan bersama dan koordinator global dengan Citigroup Inc dan Credit Suisse Group AG. Lembaga keuangan Saudi juga akan menjadi manajer utama.
Dilansir Bloomberg, Senin (6/12), investor ritel akan menerima sekitar 10 juta saham, mewakili 10 persen dari saham yang ditawarkan. Periode berlangganan bagi investor institusional dimulai dari 5 Desember hingga 9 Desember. Lalu periode berlangganan untuk investor ritel dimulai dari 7 Desember sampai 8 Desember. Bank Al Rajhi, Bank Riyad dan SNB bertindak sebagai bank penerima.
Arab Saudi Incar Rp 44,640 Triliun dari Penjualan Saham STC - Republika Online
Read More
No comments:
Post a Comment