Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pinjaman yang kian agresif tidak membuat perusahaan fintech peer to peer lending lengah dalam menjaga rasio non-performing loan (NPL) atau kredit macet. Antisipasi risiko NPL diimplementasikan sedari awal untuk menjaga rasio tersebut tetap rendah.
Chief Risk & Sustainability Officer of PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) Aria Widyanto mengatakan strategi yang telah diterapkan Amartha yaitu, pihaknya telah memperbarui sistem credit scoring, dengan menambah parameter yang memungkinkan dapat mendeteksi pengaruh pandemi terhadap kemungkinan gagal bayar.
"Selain itu Amartha juga melakukan perbaikan pada system monitoring pembayaran mitra dan operasional di lapangan agar dapat melakukan identifikasi risiko lebih cepat dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan," kata Aria kepada Kontan.co.id, Selasa (25/5).
Dalam upaya menekan NPL Amartha juga memiliki strategi dengan recovery mitra yang terimbas dampak covid dan menjaga kualitas mitra baru dengan credit underwriting dan policy yang lebih adaptif berdasar kondisi setiap akhir bulan.
Baca Juga: Makin semarak, perbankan kian rajin berkolaborasi dengan pemain fintech lending
Hingga April 2021, Amartha telah menyalurkan pendanaan Rp 619 miliar kepada 144.170 mitra usaha. Secara total dana tersalurkan mencapai Rp 3,55 Triliun pinjaman kepada lebih dari 661.369 perempuan pengusaha ultra mikro.
Hingga saat ini Amartha juga mencatatkan tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB 90) sebesar 99,86%.
Aria juga menjelaskan, Di 2020 lalu, pihaknya telah matangkan seluruh produk dan strategi untuk tingkatkan inklusi keuangan digital dan memperkenalkannya kepada Mitra Amartha.
Menurutnya, Amartha menerapkan framework strategi inklusi keuangan yang terdiri dari tiga pilar, yaitu menciptakan produk keuangan yang sederhana dan mudah dimengerti peminjam, mengurangi biaya transaksi dengan menghadirkan layanan keuangan digital di tempat tinggal pengguna, termasuk dengan cara difasilitasi agen di lapangan.
Selain itu, mengurangi barrier of access yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geografis tetapi juga faktor pengetahuan dan infrastruktur digital.
"Sehingga di 2021 terjadi percepatan yang hasilnya akan bisa dinikmati lebih besar lebih cepat buat masyarakat piramida bawah di Indonesia, khususnya Mitra Amartha," ujar Aria.
Industri yang menjadi perhatian Amartha dalam mengajukan pinjaman yaitu, segmen mikro di sektor perdagangan seperti warung-warung sembako, warung kopi, hingga warung jualan sayuran.
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Ini siasat Amartha agar terhindar dari kredit macet - Keuangan Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment