KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak makin memanas dan mencapai level tertinggi baru multi-tahun pada penutupan perdagangan di akhir pekan ini. Hal tersebut membuat minyak mencetak penguatan untuk tiga minggu berturut-turut.
Sentimen utama yang menggerakkan minyak mentah datang dari membaiknya prospek permintaan di seluruh dunia karena kenaikan tingkat vaksinasi Covid-19 membantu mengangkat pembatasan pandemi.
Jumat (11/6), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup menguat 17 sen menjadi US$ 72,69 per barel. Ini adalah level tertinggi sejak Mei 2019.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 juga naik 62 sen ke level US$ 70,91 per barel. Lagi-lagi, ini jadi posisi tertinggi WTI sejak Oktober 2018.
Untuk pekan ini, Brent sudah naik 1% sedangkan WTI melesat 1,9%. Ini jadi penguatan mingguan ketiga secara berturut-turut bagi harga minyak acuan.
"Permintaan kembali lebih cepat daripada pasokan dan kami akan membutuhkan lebih banyak pasokan untuk memenuhi permintaan itu," kata Phil Flynn, Senior Analyst Price Futures Group di Chicago.
Baca Juga: Minyak naik ke level tertinggi baru tahunan, Brent ke US$ 72 dan WTI ke US$ 70
International Energy Agency (IEA) mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa OPEC+, perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang ditetapkan untuk pulih ke tingkat pra-pandemi pada akhir 2022.
"OPEC+ perlu membuka keran untuk menjaga pasar minyak dunia dipasok secara memadai," kata pengawas energi yang berbasis di Paris itu.
Dikatakan juga bahwa meningkatnya permintaan dan kebijakan jangka pendek negara-negara bertentangan dengan seruan IEA untuk mengakhiri pendanaan baru untuk minyak, gas, dan batubara.
"Pada 2022 ada ruang untuk kelompok OPEC+ yang beranggotakan 24 orang, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, untuk meningkatkan pasokan minyak mentah sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) di atas target Juli 2021-Maret 2022," kata IEA.
Sementara itu, Goldman Sachs kembali menegaskan, proyeksi harga minyak mentah Brent mencapai US$ 80 per barel di musim panas kali ini. Sentimen utama kenaikan harga datang karena peluncuran vaksin Covid-19 yang meningkatkan aktivitas ekonomi global.
"Peluncuran vaksin di Amerika Utara serta Eropa membantu memulihkan permintaan pada saat yang sama dengan produksi OPEC+ yang akhirnya membantu mendorong harga minyak," jelas Andy Lipow dari Lipow Oil Associates di Houston.
Baca Juga: Harga minyak turun usai cetak rekor penutupan tertinggi dalam 2 tahun
Data yang menunjukkan, lalu lintas jalan raya kembali ke tingkat sebelum Covid-19 di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
"Bahkan pasar bahan bakar jet menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dengan penerbangan di kawasan Eropa naik 17% selama dua minggu terakhir, menurut Eurocontrol," tambah analis ANZ.
Dalam laporan mingguan dari perusahaan jasa energi Baker Hughes Co terlihat rig minyak AS naik enam menjadi 365 minggu ini ke level tertinggi sejak April 2020. Itu adalah peningkatan mingguan terbesar dari rig minyak dalam sebulan.
Harga minyak acuan terus memanas, sepekan naik lebih dari 1% - Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment