Rechercher dans ce blog

Friday, June 18, 2021

Market Profesor Ekonomi Sebut 3 Kekurangan dari Bitcoin, Apa Itu? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kripto Bitcoin dianggap oleh sebagian besar investornya sebagai salah satu aset lindung nilai (hedging) dari inflasi suatu negara. Keunggulannya yakni bersifat desentralisasi, alias tidak bergantung dengan pemerintah di suatu negara.

Namun, setiap investasi yang memiliki keunggulan tentunya juga memiliki kelemahan. Seorang profesor ekonomi dari Universitas Cornell, Eswar Prasad menjelaskan Bitcoin kripto paling terkenal di dunia, memiliki beberapa kekurangan dan memicu mata uang digital lainnya untuk menghasilkan opsi yang lebih layak.

"Ini tidak seperti yang dipikirkan sebagian besar orang dan menambang Bitcoin buruk bagi lingkungan, Bitcoin juga tidak berfungsi dengan baik sebagai mata uang," kata Eswar Prasad kepada CNBC International pada Kamis (17/6/2021) kemarin.


Ia berujar bahwa salah satu aspek yang menarik adalah bahwa kripto lain telah menemukan solusi untuk mengatasi beberapa kelemahan Bitcoin.

Penambangan Bitcoin menyebabkan masalah lingkungan

Penambangan Bitcoin mengacu pada proses intensif energi yang diperlukan untuk menghasilkan koin digital baru dan memastikan jaringan pembayaran aman dan terverifikasi.

"Listrik yang digunakan saat validasi transaksi pada blockchain Bitcoin dalam proses penambangan, tentu saja tidak baik untuk lingkungan," kata Prasad, dikutip dari CNBC International.

CEO Tesla, Elon Musk mengatakan pada bulan lalu bahwa perusahaan mobil listriknya akan menghentikan pembayaran menggunakan Bitcoin saat membeli mobil Tesla karena masalah lingkungan dan menyebabkan harga bitcoin turun 5% dalam hitungan menit.

Namun, beberapa hari lalu, dia malah berubah pikiran, di mana Musk mengatakan dalam sebuah cuitannya di Twitter pada Minggu (13/6/2021) bahwa Tesla akan menerima kembali Bitcoin dalam transaksi, dengan syarat penambangan Bitcoin tersebut menggunakan energi yang bersih.

Penambangan kripto dilakukan oleh para penambang dengan menggunakan komputer yang dibuat khusus untuk menyelesaikan persamaan matematika kompleks yang secara efektif memungkinkan transaksi koin digital dapat dilakukan dikemudian hari.

Atas jasa tersebut para penambang dihargai atas upaya mereka memecahkan algoritma dengan dibayar menggunakan kripto.

Namun sayangnya, seluruh proses yang digunakan untuk menambang dan membuat Bitcoin membutuhkan lebih banyak energi dan dapat menghabiskan lebih banyak daya lebih besar dari penggunaan energi di negara seperti Finlandia dan Swiss.

Di lain sisi, Ethereum, kripto terbesar kedua yang kadang-kadang dipandang sebagai kripto alternatif dari Bitcoin hadir dengan metode penambangan berbeda dan digadang-gadang menggunakan energi yang lebih sedikit.

Ethereum menjalankan sistem yang disebut 'validator' di jaringannya. Namun pada akhirnya, hal itu harus menghilangkan kebutuhan akan sejumlah besar daya komputasi yang diperlukan untuk memvalidasi transaksi dan Ethereum Foundation mengklaim akan menggunakan energi 99,95% lebih sedikit daripada sebelumnya.

"Itu akan menjadi jauh lebih hemat energi dan itu bisa memberikan banyak manfaat yang seharusnya diberikan oleh Bitcoin. Itu juga dapat membuat transaksi lebih murah dan lebih cepat," kata Prasad dilansir dari CNBC International.

Bitcoin tidak terlalu 'anonymous'

Awal Juni, pejabat penegak hukum AS (Federal Bureau Investigation/FBI) mengatakan mereka telah membekukan dana tebusan setidaknya sebesar US$ 2,3 juta dalam bentuk Bitcoin yang dibayarkan kepada kelompok hacker yang terlibat dalam serangan ransomware di Colonial Pipeline pada Mei lalu.

FBI pun mengatakan bahwa agennya dapat mengidentifikasi dompet Bitcoin yang digunakan peretas untuk mengumpulkan tebusan dari korban ransomware Colonial Pipeline.

Yang menarik adalah ada kripto lain yang mencoba memperbaiki ini dan menawarkan lebih banyak anonimitas. Dia menyoroti Monero dan Zcash sebagai beberapa contoh.

"Jadi Bitcoin benar-benar telah memulai sesuatu dari pencarian alternatif yang lebih baik dan orang-orang tampaknya mencari alat tukar yang tidak mengharuskan mereka melalui lembaga tepercaya seperti pemerintah atau bank komersial," kata Prasad.

Bitcoin bukanlah mata uang yang baik

Menurut Prasad, harusnya Bitcoin menyediakan media pertukaran anonim dan efisien, tetapi Bitcoin dinilai gagal menyediakan media tersebut. Bitcoin dinilai masih lambat dan tidak praktis untuk membayar barang dan jasa, sehingga pasar Bitcoin sangat fluktuatif.

Bitcoin telah menjadi aset spekulatif bagi orang-orang yang berharap akan menghargai nilainya, bukan karena mereka ingin menggunakannya sebagai mode pembayaran.

"Jadi jika Anda ingin mendapat dan menggunakannya, ibarat Anda seperti orang-orang kaya, di mana saat ini untuk mendapatkan Bitcoin Anda harus mengeluarkan uang yang lumayan banyak. Dan Bitcoin digunakan oleh orang banyak untuk mempercepat kekayaannya, bukan sebagai alat pembayaran," kata Prasad.


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Adblock test (Why?)


Market Profesor Ekonomi Sebut 3 Kekurangan dari Bitcoin, Apa Itu? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...