Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sebuah penelitian di Skotlandia yang dirilis pada Senin (14/6/2021) menunjukkan, varian Delta coronavirus menggandakan risiko rawat inap dibandingkan dengan varian dominan sebelumnya di Inggris. Akan tetapi dua dosis vaksin masih memberikan perlindungan yang kuat terhadap varian ini.
Reuters memberitakan, hasil studi menunjukkan, terdapat bukti awal bahwa perlindungan dari vaksin terhadap varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, mungkin lebih rendah daripada efektivitasnya terhadap varian Alpha, yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan menunda pelaksanaan diakhirinya pembatasan Covid-19 di Inggris pada hari Senin. Hal ini menyusul peningkatan pesat dalam kasus varian Delta, yang juga lebih menular daripada varian Alpha.
Studi yang diterbitkan dalam surat penelitian di Lancet, mengamati 19.543 kasus komunitas dan 377 kasus rawat inap di antara 5,4 juta orang di Skotlandia. Dari angka tersebut, 7.723 kasus dan 134 kasus rawat inap di antaranya ditemukan memiliki varian Delta.
Baca Juga: Siaga! Varian baru Covid-19 alfa, beta, dan delta ditemukan di Jakarta
Chris Robertson, Profesor Epidemiologi Kesehatan Masyarakat, Universitas Strathclyde, mengatakan bahwa menyesuaikan dengan usia dan komorbiditas, varian Delta secara kasar menggandakan risiko rawat inap, tetapi vaksin masih mengurangi risiko itu.
"Jika Anda dites positif, maka dua dosis vaksin atau satu dosis selama 28 hari secara kasar mengurangi risiko Anda dirawat di rumah sakit hingga 70%," katanya kepada wartawan.
Baca Juga: Corona di Jakarta Senin (14/6) melonjak 2.722 seiring masuknya varian covid India
Varian Delta dari India menggandakan risiko rawat inap Covid-19 - Internasional Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment