Rechercher dans ce blog

Saturday, August 21, 2021

Dari Kemudahan Akses Internet ke Literasi Digital - kompas.id

Memuat data...

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga melintasi mural berisi anjuran warga untuk hati-hati dengan hoaks di jalan layang Rawa Panjang, Kota Bekasi, Minggu (11/6/2021). Penyebaran berita hoaks dan perundungan siber yang tinggi menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keadaban yang rendah di dunia maya. 

Pandemi Covid-19 telah mendorong meningkatnya penggunaan telepon pintar dan data internet di jagat raya. Namun, peningkatan konsumsi data internet ini di sisi lain juga menciptakan kesenjangan digital yang kian melebar.

Persoalan tidak hanya pada soal pemerataan akses layanan internet, tetapi juga bagaimana meningkatkan literasi digital di tengah arus informasi dan perubahan yang menderas.

Di masa diberlakukannya pembatasan sosial, seperti karantina, isolasi, atau lockdown, sungguh tak terbayangkan jika tidak ada akses internet. Belajar, bekerja, berbelanja, menikmati hiburan, atau kegiatan apa pun di masa pandemi ini, termasuk ritual ibadah, menjadi lebih bermakna dan dimudahkan karena ada akses dan data internet.

Akses internet ini juga membantu banyak pemerintahan negara-negara di dunia dalam menyampaikan informasi dan layanan terkait penanganan pandemi dan dampaknya.

Pandemi Covid-19 telah mendorong meningkatnya penggunaan telepon pintar dan data internet di jagat raya.

Akses internet menjadi sarana vital bagi miliaran masyarakat dunia dalam mengarungi dampak pandemi. Bahkan, perubahan-perubahan yang ”dipaksa” oleh pandemi turut membentuk kembali jenis dan operasional pekerjaan di masa mendatang.

Umat manusia kini sangat tergantung pada internet yang dioperasikan baik dari telepon pintar maupun perangkat komputer. Namun, mengakses internet kini lebih mudah dilakukan dengan telepon pintar. Sebanyak 96 persen pengguna internet di Indonesia mengakses internet lewat telepon pintar. Telepon pintar dan data internet ibaratnya sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia modern.

Permintaan terhadap akses internet selama pandemi ini terus meningkat. Secara global, dari laporan Global Entertainment and Media Outlook 2021-2025 oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) menyebutkan konsumsi data untuk internet pada tahun 2020 tumbuh 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini pertumbuhannya disebut akan lebih besar lagi. Pada tahun 2025 pertumbuhannya akan mencapai 200 persen dibandingkan tahun 2020.

Memuat data...

Sementara itu, laporan Hootsuite mengenai Digital 2021 Global Digital Overview menyebutkan sekarang terdapat 4,66 miliar penduduk atau hampir 60 persen dari populasi dunia yang sudah menggunakan internet. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,2 miliar orang aktif bermedia sosial.

Rata-rata lama penggunaan internet ini secara global adalah hampir 7 jam per hari, meningkat 9 persen dibandingkan tahun lalu. Lama menghabiskan waktu untuk terhubung dengan internet ini bisa jadi lebih banyak dibandingkan dengan waktu tidur seseorang.

Akan tetapi, ketersediaan akses internet ini masih belum setara di berbagai belahan dunia. Ketidaksetaraan itu, atau yang disebut juga dengan digital divide, semakin terjadi di masa pandemi ini karena pemakaian internet yang semakin intensif untuk berbagai keperluan.

Berdasarkan laporan International Telecommucication Union 2020, persentase individu yang menggunakan internet di negara-negara yang termasuk negara berkembang tetap lebih rendah dibandingkan negara yang sudah maju. Dan, kesenjangan itu semakin terlihat berdasarkan wilayah perkotaan-perdesaan.

Secara global, pada tahun 2019 terdapat sekitar 72 persen rumah tangga di perkotaan sudah memiliki akses internet, tetapi di perdesaan angkanya hanya sekitar 37 persen.

Memuat data...

Di negara-negara maju, kesenjangan digital relatif kecil dengan akses internet di wilayah perkotaan sudah mencapai 87 persen dan di wilayah perdesaan 81 persen. Sementara di negara-negara berkembang, kesenjangan digital cukup besar dengan angka 65 persen di perkotaan dan 28 persen di perdesaan. Kesenjangan digital yang paling tinggi terjadi di kawasan Afrika.

Baca juga: Menjaga Kebebasan Sipil, Mendorong Literasi Digital

Akses internet di Indonesia

Akses internet di Indonesia sudah cukup luas. Minat masyarakat untuk menggunakan internet sangat tinggi. Tahun ini, menurut publikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, terdapat tambahan pengguna internet baru sebanyak 37 juta pengguna sehingga Indonesia total memiliki 202,6 juta pengguna internet.

Jumlah ini sama dengan versi Hootsuite yang menyebutkan jumlah pengguna internet di Indonesia per Januari 2021 adalah sebanyak 202,6 juta orang atau 73,7 persen dari total penduduk di Indonesia. Sebanyak 170 juta orang di antaranya aktif bermedia sosial.

Sebanyak 96,4 persen dari pengguna itu mengakses internet lewat perangkat gawai alias telepon pintar. Total telepon pintar yang dimiliki orang Indonesia adalah sebanyak 345,3 juta telepon pintar. Artinya, orang Indonesia memiliki satu unit atau lebih telepon pintar.

Mayoritas pemilik telepon pintar di Indonesia (95,4 persen) ini setiap hari terhubung dengan internet. Hampir semuanya (97,1 persen) bisa online dengan menggunakan paket data (kuota) dari operator seluler.

Memuat data...

Hanya sekitar 1 persen yang menggunakan koneksi internet di tempatnya bekerja. Dilihat dari durasinya, rata-rata lama orang Indonesia terhubung dengan internet atau online hampir 9 jam dalam sehari, lebih lama dari rata-rata global.

Meski demikian, persebaran pengguna internet di Indonesia masih belum merata. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hingga 2020 sebagian besar pengguna internet terkonsentrasi di Pulau Jawa (56,4 persen). Disusul oleh pengguna di Sumatera 22,1 persen. Jumlah paling sedikit, yaitu 3 persen, berada di wilayah Maluku dan Papua.

Meski belum merata, akses internet di Indonesia yang kian meluas hingga saat ini tidak lepas dari pembangunan jaringan Palapa Ring yang selesai pada tahun 2019. Proyek Palapa Ring ini merupakan proyek pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer yang meliputi bagian barat, tengah, dan timur.

Memuat data...

Kompas/Priyombodo

Anak-anak mencoba berselancar di dunia maya dalam acara peluncuran program tangkas berinternet (#tangkasberinternet) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini diharapkan jaringan internet sudah dapat menjangkau seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Palapa Ring yang juga dikenal dengan tol langit ini mengintegrasikan semua jaringan yang sudah ada untuk penyelenggara telekomunikasi sehingga mengatasi masalah kualitas jaringan yang buruk.

Baca juga: Perkuat Literasi Digital untuk Menangkal Hoaks

Literasi digital

Kesenjangan akses internet di banyak negara menjadi perhatian global, sehingga melahirkan gagasan inklusi digital bagi semua warga dunia. Inklusi digital ini merujuk pada gagasan bahwa setiap individu atau kelompok harus memiliki kemudahan dan mendapatkan manfaat dari mengakses internet.

Oleh sebab itu, masalah kesenjangan harus segera diatasi. Inklusi digital ini menjadi penting karena teknologi semakin maju dan semakin terintegrasi dengan semua aspek kehidupan.

Memuat data...

DOKUMEN HOOTSUITE

Data jumlah pengguna internet di Indonesia per Januari 2021.

Selain menekankan pada faktor kemudahan, yang tentunya juga terkait dengan keterjangkauan harga, literasi digital kemudian juga menjadi hal yang penting dalam proses transfomasi digital yang sekarang berlangsung.

Secara singkat, literasi digital adalah kemampuan secara teknis dan kognitif yang harus dimiliki dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Literasi digital ini diarahkan untuk menyatukan semua komponen bangsa untuk tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup di berbagai aspek.

Bagi Indonesia, proses dari mengatasi kesenjangan infrastruktur internet hingga memiliki literasi digital yanga baik merupakan tantangan yang tidak ringan dan butuh waktu yang tidak sebentar.

Dalam proses tersebut, upaya-upaya dilakukan secara bertahap. Pemerintah saat ini tengah menjalankan program Pandu Digital untuk meningkatkann literasi digital masyarakat, terutama di wilayah perdesaan. (LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Pascapandemi, Kembali Kerja 9 to 5?

Adblock test (Why?)


Dari Kemudahan Akses Internet ke Literasi Digital - kompas.id
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...