Ekonom Senior Faisal Basri mengaku khawatir terhadap kondisi perbankan di dalam negeri. Pasalnya, perbankan Indonesia lebih banyak membeli Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh pemerintah ketimbang menyalurkan kredit.
"Yang saya paling khawatir adalah perbankan ini, ketimbang menyalurkan kredit dia menjadi pembeli terbesar dari surat utang negara. Sepertiga surat utang negara itu dibeli bank," ujarnya dalam acara Jalan Terjal RI Keluar dari Resesi yang disiarkan CNN TV, Jumat (6/8).
Minimnya penyaluran kredit oleh bank, lanjut dia, tercermin dari pertumbuhan kredit yang mengalami kontraksi dalam delapan bulan berturut-turut. Meskipun, sudah kembali positif pada Juni 2021 sebesar 0,59 persen.
"Tidak mungkin, sekali lagi, ekonomi tumbuh bisa 5 persen kalau kreditnya seperti itu. Ujung tombak pertumbuhan ekonomi adalah investasi, dan investasi itu mengandalkan dana perbankan untuk usaha baru, untuk ekspansi usaha," ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut menggambarkan bahwa dana di Indonesia hanya berputar pada sektor keuangan. Padahal, guna mendorong perekonomian dana tersebut seharusnya disalurkan pada sektor riil sehingga menggerakkan roda ekonomi.
"Jadi sekarang kalau kita lihat uang itu berputar di sektor keuangan. Kita lihat saham ya, penuh, sudah 6.200 (IHSG). Jadi orang beli saham, emas, beli SUN, muter-muter saja di situ. Nah ini yang harus dinormalkan," imbuh dia.
Ibarat tubuh, ekonomi Indonesia saat ini bisa tumbuh melesat 7,07 persen ditopang oleh transfusi darah. Padahal, untuk tumbuh sehat dibutuhkan darah segar yang berasal dari aktivitas ekonomi itu sendiri.
"Kita tidak bisa ibarat setiap hari (transfusi darah), oleh karena itu darah segarnya itu harus tercipta di dalam aktivitas ekonomi itu sendiri," tandasnya.
(ulf/bir)Faisal Basri Cemas Bank Banyak Beli SUN Dari Salurkan Kredit - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment