JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono menyatakan, mutasi terhadap Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra Heri merupakan bagian dari pembinaan karier di organisasi Polri.
Rusdi membantah mutasi dilakukan bertalian dengan peristiwa sumbangan fiktif Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio beberapa waktu lalu.
"Terkait Kapolda Sumsel, ini sesuatu yang biasa terjadi menjadi bagian dari pembinaan karier," kata Rusdi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (25/8/2021).
Baca juga: Kapolri Mutasi 98 Perwira, Salah Satunya Kapolda Sumsel
Ia pun mengatakan, jabatan baru Irjen Eko Indra Heri Koorsahli Kapolri merupakan posisi yang penting di Mabes Polri.
Rusdi menegaskan, mutasi di lingkungan internal Polri adalah hal yang lumrah sebagai bagian dari kebutuhan organisasi.
"Mutasi di lingkungan Polri sesuatu yang lumrah terjadi," ucap Rusdi.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
"Yang bersangkutan pun mendapatkan jabatan sebagai Koorsahli Kapolri. Itu suatu jabatan yang penting di Mabes Polri," kata dia.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi 98 perwira tinggi dan menengah ke dalam jabatan baru.
Salah satu di antaranya yaitu Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri. Ia diangkat dalam jabatan baru sebagai Koorsahli Kapolri.
Baca juga: Kapolda Sumbar Toni Harmanto Dimutasi Jadi Kapolda Sumsel, Penggantinya Mantan Ajudan Jusuf Kalla
Jabatan Kapolda Sumsel akan diisi Irjen Toni Harmanto yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.
Mutasi jabatan ini tertuang dalam surat telegram bernomor ST/1701/VIII/KEP./2021 yang ditandatangani Asisten Kapolri Bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada pada Rabu (25/8/2021).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono membenarkan surat telegram tersebut
Sementara itu, sebelumnya sempat ramai soal sumbangan fiktif senilai Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan.
Acara penyerahan itu dihadiri Kapolda Sumsel dan Gubernur Herman Deru. Sumbangan dijanjikan lewat bilyet giro.
Namun, belakangan diketahui uang Rp 2 triliun itu tidak ada di rekening Heriyanti. Berdasarkan penelusuran penyidik, saldo Heriyanti di bank tidak mencukupi.
Atas peristiwa itu, Eko meminta maaf kepada masyarakat karena telah menimbulkan kegaduhan.
Ia mengakui, kesalahan ada pada dirinya secara pribadi karena tidak berhati-hati dalam memastikan donasi tersebut.
Polri: Mutasi Kapolda Sumsel Bagian dari Pembinaan Karier, Lumrah - Kompas.com - Nasional Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment