REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada sebuah surat kabar Italia bahwa Taliban akan bergantung pembiayaan dari China menyusul penarikan pasukan asing dari Afghanistan dan pengambilalihan negara. Dalam wawancaranya yang diterbitkan oleh La Repubblica pada Kamis, Mujahid mengatakan Taliban akan berjuang untuk kebangkitan ekonomi dengan bantuan China.
Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu di tengah kekhawatiran ekonomi dan kelaparan yang meluas. Menyusul keberangkatan pasukan asing yang kacau dari bandara Kabul dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara Barat sangat membatasi pembayaran bantuan mereka ke Afghanistan.
“China adalah mitra terpenting kami karena China siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata Mujahid seperti dikutip dalam wawancara tersebut.
Dia mengatakan Jalur Sutra Baru, sebuah inisiatif infrastruktur yang bekerja sama dengan China, sangat dihargai oleh Taliban. “Ada tambang tembaga yang kaya di negara ini. Berkat China dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, China adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia,” ujar dia.
Mujahid menegaskan perempuan akan diizinkan untuk melanjutkan studi di universitas. Dia mengatakan wanita akan dapat bekerja sebagai perawat, di kepolisian, atau sebagai asisten di kementerian. Namun, mereka mengesampingkan akan ada menteri wanita.
Baca juga : DKI Siapkan Langkah terkait Putusan MA Soal Pulau H
Saat ini Afghanistan sangat membutuhkan uang. Taliban tidak mungkin mendapatkan akses cepat ke aset sekitar 10 miliar dolar Amerika yang sebagian besar dipegang di luar negeri oleh bank sentral Afghanistan.
Seperti dilansir Aljazirah, Jumat (3/9), awal pekan ini, Sekjen PBB, Antonio Guterres, memperingatkan bencana kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan. Guterres menyatakan keprihatinannya yang mendalam pada krisis kemanusiaan dan ekonomi yang semakin terjadi. Dia menambahkan layanan dasar terancam runtuh sepenuhnya.
“Sekarang anak-anak Afghanistan, perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan solidaritas masyarakat internasional,” ucap dia dalam sebuah pernyataan pada Selasa saat dia memohon dukungan keuangan dari negara-negara.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan seruan kemanusiaan PBB senilai 1,3 miliar dolar Amerika saat ini untuk Afghanistan hanya didanai 39 persen. n Meiliza Laveda
Taliban Andalkan Dana dari China untuk Bangkitkan Ekonomi - Republika Online
Read More
No comments:
Post a Comment