Rechercher dans ce blog

Monday, September 6, 2021

Ubah Barang Branded dari Gengsi Jadi Investasi - Kompas.com - Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com – Kita sering melihat orang rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi membeli barang-barang dengan merek ternama. Mungkin beberapa orang akan beranggapan bahwa hal tersebut hanya membuang-buang uang demi sebuah gengsi.

Pola pikir ini dibenarkan oleh Rista Zwestika R, S.Sos., AWP, CFP®, perencana keuangan Finansialku.

Menurut dia, barang branded atau barang mewah digunakan untuk membuat seseorang dianggap memiliki harga diri yang lebih baik.

Baca juga: Pilihan Investasi dengan Modal Rp 10.000

“Bicara barang branded atau barang mewah sudah pasti ada pro dan kontranya. Ada yang beranggapan bahwa barang mewah atau branded merupakan manifestasi gengsi saja dan sebagai alat pembuktian ke lingkungan pergaulan,” ujarnya.

Namun selain itu, barang branded atau barang mewah juga bisa digunakan sebagai investasi. Barang-barang tersebut bisa dijadikan investasi karena memiliki nilai yang tinggi.

Menurut Rista ada beberapa faktor yang memengaruhi nilai barang branded atau barang mewah sehingga nilainya bisa cukup tinggi, di antaranya:

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

1. Produk terbatas (limited)

Perusahaan yang memproduksi barang branded umumnya hanya mengeluarkan produk mereka dengan jumlah yang sedikit dan bisa jadi berbeda di setiap negara. Sehingga, banyak orang melakukan segala cara untuk mendapatkannya.

2. Kualitas produk yang baik

Proses produksi barang branded atau barang mewah umumnya lebih kompleks dari produksi rumahan atau garmen. Pemilihan bahan barang-barang tersebut juga dipilih berdasarkan kualitas terbaik.

Ditambah lagi dengan desain dari barang-barang tersebut yang tentunya akan menambah nilai estetika. Desainer juga dapat memengaruhi nilai dari barang tersebut. Jika desainer merupakan tokoh terkenal, maka akan bernilai lebih mahal dari desainer pada umumnya.

Baca juga: Satgas Waspada Investasi: Sebenarnya Tujuan Pinjol Sangat Mulia, tetapi...

3. Jumlah peminat

Tidak bisa dipungkiri bahwa peminat barang branded dan barang mewah cukup banyak. Semakin banyak peminat akan brand atau merek tertentu, bisa dipastikan bahwa sebagai pembeli akan loyal untuk memiliki barang dari brand atau merek tersebut.

Rista juga menjelaskan bahwa jika ingin mendapatkan untung, kita juga harus melihat nilai tumbuh dari sebuah merek barang yang akan diinvestasikan.

“Terus melihat nilai bertumbuh dari barang tersebut (growth rate). Tidak ada hitungan khusus untuk itu, asalkan barang branded/merek yang diplih memenuhi faktor-faktor sebelumnya,” ucap Rista. (Regine Deanaendra)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

Adblock test (Why?)


Ubah Barang Branded dari Gengsi Jadi Investasi - Kompas.com - Kompas.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...