KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian Mu, varian virus corona baru ke dalam daftar Variant of Interest. Salah satu kemampuan varian ini yakni dapat lolos dari kekebalan vaksin.
Seperti diketahui, vaksin Covid-19 yang dikembangkan dan telah digunakan saat ini, diyakini sebagai senjata perlindungan yang dapat membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap infeksi virus corona baru.
Namun, mutasi virus corona yang begitu cepat dan masif telah melahirkan berbagai varian virus dengan beragam kemampuan yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dunia.
Salah satunya kemampuan varian-varian virus corona dalam menghindari dari lolos dari kekebalan yang berasal dari vaksin Covid-19.
Dilansir dari WebMD, Jumat (3/9/2021), varian Mu dari Kolombia juga dikenal sebagai varian B.1.621. Pertama kali teridentifikasi di negara Amerika Selatan ini pada Januari 2021.
Baca juga: Apa Itu Varian Mu, Varian Baru Virus Corona dari Kolombia yang Diawasi WHO?
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Saat ini, varian Mu telah terdeteksi di 43 negara di dunia, dan pada 30 Agustus 2021, virus corona varian Mu terbaru telah masuk dalam daftar WHO sebagai Variant of Interest.
Dalam buletin mingguannya, WHO mencatat bahwa varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan yang dibuat oleh vaksin Covid-19.
Data awal menunjukkan, varian Covid Mu kemungkinan dapat menghindari antibodi pada tingkat yang mirip dengan varian Beta, yakni varian virus corona yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan.
Kendati penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan fakta varian Mu tersebut, namun kemampuan varian Mu dalam menghindari kekebalan vaksin Covid-19 tentu memberikan kekhawatiran dan diperlukan pemantauan yang cukup serius.
WHO mencatat, pada Minggu (29/8/2021), prevalensi kasus Covid-19 global yang disebabkan infeksi virus corona varian Mu tampaknya kurang dari 0,1 persen.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona C.1.2 dari Afrika Selatan Bisa Lebih Menular
Akan tetapi, prevalensinya di Amerika Selatan telah meningkat secara konsisten, sekarang ini menjadi 30 persen kasus varian Covid Mu di Kolombia, dan 13 persen kasus varian corona Mu di Ekuador.
Lebih dari 4.700 kasus varian Mu telah diidentifikasi di seluruh dunia melalui pengurutan genom, menurut Outbreak.info, database open-source yang dioperasikan oleh Scripps Research.
Amerika Serikat sendiri, bahkan telah mengidentifikasi 2.011 dari kasus Covid-19 varian Mu ini, dengan 348 kasus muncul di California.
Hingga Kamis pagi, hanya satu negara bagian, Nebraska, yang belum melaporkan kasus varian Mu.
"Saat ini, sepertinya ada penyebab keprihatinan yang nyata di AS, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, tetapi seperti yang kita lihat dengan varian Delta, varian ampuh dapat melintasi dunia dalam sekejap mata,” Danny Altmann, PhD, ahli imunologi di Imperial College London, mengatakan kepada The Telegraph.
Baca juga: Terungkap, Ilmuwan Temukan Gerbang Masuknya Virus Corona ke Sel Manusia
Saat ini, WHO sedang memantau sembilan varian virus corona dengan mutasi genetik yang dapat membuatnya lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan membantu mereka menghindari vaksin.
Varian Delta, yang sekarang menjadi bentuk virus corona yang dominan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 dan rawat inap pada musim panas ini.
Dalam laporannya, WHO mengatakan akan memantau perubahan yang terjadi pada varian Mu, terutama dengan co-sirkulasi varian Delta.
"Varian Mu terlihat berpotensi dalam menghindari kekebalan," kata Altmann.
Menurutnya, kemunculan varian Mu semakin menjadi pengingat untuk kita bahwa pandemi ini belum berakhir.
"Di planet dengan 4,4 juta lebih infeksi baru per minggu, ada varian baru (virus corona) bermunculan setiap saat, dan sedikit alasan untuk merasa puas diri," imbuhnya.
Baca juga: Apa Itu Virus Corona Variant of Concern dan Variant of Interest?
Virus Corona Varian Mu Bisa Lolos dari Kekebalan Vaksin, Ini Kata Ahli - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment