JAKARTA, KOMPAS.com - Mengurangi pengeluaran demi menaikkan pendapatan adalah gaya hidup yang harus diterapkan, termasuk milenial. Terlebih di masa pandemi.
Lantas pengeluaran atau belanja apa yang dipangkas?
Pastikan pengeluaran yang dipangkas yaitu pengeluaran yang merusak kesehatan keuangan, seperti pengeluaran yang sifatnya konsumtif agar gaji cukup sebulan, uang tidak cepat habis, atau terhindar dari bokek.
Artinya, penggunaan uang harus bijak. Maka dari itu, kamu perlu melakukan diet keuangan. Diet keuangan adalah upaya membatasi pengeluaran.
Berikut cara diet keuangan yang tepat diterapkan kala pandemi, seperti dikutip dari Cermati.com:
1. Belajar mengutamakan perut dibanding shopping
Makan dan minum menjadi salah satu kebutuhan wajib yang tak bisa ditinggalkan. Kalau tidak belanja ke mal sebulan, kamu masih bisa hidup.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Baca juga: Investasi ORI021: Tanggal Penawaran, Tingkat Kupon, dan Mitra Distribusinya
Tetapi jika tidak makan atau minum beberapa hari saja bisa berakibat sakit, bahkan meninggal dunia. Oleh sebab itu, belajar mengutamakan perut maupun kebutuhan penting lainnya, seperti bayar kos atau kontrakan, tagihan listrik dan air, peralatan mandi, transportasi untuk bolak balik kerja, dan sebagainya.
Biaya-biaya tersebut, seperti biaya makan dan minum dapat dihemat. Artinya makan tidak berlebihan yang membuat mubazir.
Misalnya, tidak setiap hari makan dengan lauk mewah. Namun diselingi dengan lauk sederhana, seperti tahu tempe atau lainnya. Selain itu, masak makanan sendiri di rumah agar tidak jajan di luar.
2. Rawat barang dengan baik agar awet
Barang-barang yang dimiliki, seperti pakaian, tas, sepatu, dan lainnya rawat dengan baik. Tujuannya agar barang tersebut awet.
Jadi, tidak perlu merogoh kocek lagi untuk membeli yang baru. Uang disimpan untuk kebutuhan penting lainnya.
Misalnya, saat mencuci baju putih dipisahkan dengan baju berwarna, agar tidak kelunturan. Menyikat baju ketika mencuci pun jangan terlalu keras supaya tidak sobek atau rusak.
Baca juga: BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S1 Semua Jurusan
Cara-cara seperti ini sebenarnya sepele. Tetapi banyak orang mengabaikannya. Merasa punya uang, kalau rusak, tinggal beli yang baru. Pemikiran salah yang bikin kantong jebol dan gaji tidak cukup sebulan.
3. Jual barang tak terpakai
Daripada barang-barang bekas atau tak terpakai teronggok begitu saja, memenuhi lemari, gudang, lebih baik dijual. Misalnya pakaian, peralatan elektronik, peralatan rumah tangga, dan lainnya. Lumayan kan jadi duit buat menambah penghasilan.
Menjualnya gunakan cara yang tidak perlu mengeluarkan modal, seperti di media sosial (Facebook, Instagram, Twitter), buka lapak di depan rumah, maupun door to door.
Baca Juga: 5 Cara Atur Uang Buat Si Single dan Belum Bisa Nabung
4. Di rumah saja, tahan godaan nongkrong
Buat aktivitas seru di rumah, agar tidak perlu ke luar dan buang-buang duit. Misalnya memasak makanan dan cemilan, membaca buku, nonton drama korea atau film favorit, berkebun, atau kegiatan lainnya.
Dengan demikian, uang tetap utuh. Tidak lapar mata atau tergoda buat jajan, seperti beli minuman boba, kopi kekinian, nonton bioskop. Lama kelamaan, beraktivitas di rumah akan menjadi kebiasaan menyenangkan.
5. Beli barang berkualitas saat berbelanja
Biasanya ada harga, ada rupa. Artinya kualitas barang berbanding lurus dengan harga. Jadi, beli barang yang berkualitas ketika berbelanja kebutuhan meski konsekuensinya sedikit lebih mahal.
Tetapi tak apa. Barang berkualitas baik bisa awet sampai 5 tahun. Apalagi jika dirawat dengan baik pula. Daripada alih-alih kamu berhemat dengan membeli barang murah, tetapi cepat rusak.
Niat hati mau berhemat, malah terpaksa membeli barang baru untuk menggantikan barang lama yang sudah rusak. Pengeluaran bertambah, dan mungkin saja sifatnya mendadak dan mendesak.
Jika memang mau berhemat, kamu dapat membeli barang seken atau barang bekas branded. Biasanya harganya jauh lebih murah, tetapi kualitasnya masih oke.
Baca juga: Siap-siap, KTP Bakal Difungsikan Jadi NPWP Pajak
6. Tetap memikirkan masa depan
Berapapun gaji yang kamu peroleh atau sebanyak apapun kebutuhan, tetap sisihkan sebagian untuk masa depan. Seperti dana darurat, investasi atau tabungan.
Dana darurat buat berjaga-jaga kalau kamu sedang mengalami kondisi gawat, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, upah berkurang, dan keadaan mendesak lainnya.
Sedangkan investasi menjadi jalan untuk mengembangkan uang. Jadi, kamu punya aset yang bekerja untukmu sehingga dapat menghasilkan uang tambahan.Tabungan bisa dijadikan alternatif menyisihkan uang.
Jika keuangan pas-pasan, kamu dapat memilih antara investasi atau tabungan. Porsinya masing-masing alokasikan 10 persen dari gaji sebulan untuk dana darurat dan investasi atau tabungan.
Baca juga: Mengintip Pergerakan Harga Emas Antam Selama Sepekan Ini
Terapkan dalam Kondisi Keuangan Sehat
Sama seperti diet pada tubuh, dilakukan bukan hanya ketika kelebihan berat badan. Diet keuangan pun demikian.
Kalau kamu menerapkan diet saat keuangan sedang sakit, kebiasaan ini akan membuat keuangan kembali stabil. Apalagi jika diimplementasikan saat kondisi keuangan sehat.
Diet keuangan yang dilakukan sedari dini, akan membantumu mencapai tujuan keuangan, serta memperoleh masa depan keuangan yang mapan.
Baca juga: 3 Tips Mengelola Keuangan bagi Pelajar Indonesia di Luar Negeri
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
6 Cara Diet Keuangan agar Terhindar dari Bokek - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment