KOMPAS.com - Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar atau Leslar mendapatkan digital bullying berupa kritikan hingga ujaran kasar di media sosial, usai mengumumkan telah menikah jauh sebelum acara pernikahan yang ditayangkan di televisi. Kasus ini dianggap dapat memicu stres bagi mereka.
Padahal awalnya, kabar pernikahan Lesti dan Billar atau yang akrab disapa sebagai Leslar ini sangat ditunggu masyarakat dan keduanya terlihat sangat bahagia menjelang momen pernikahan mereka yang akan ditayangkan di televisi.
Namun, setelah diisukan Lesti Kejora hamil di luar nikah, maka keduanya membeberkan bahwa pernikahan sesungguhnya telah dilaksanakan di awal Januari 2021 lalu, tanpa diketahui publik.
Sementara, acara pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar yang ditayangkan secara live di televisi diselenggarakan pada 19 Agustus 2021.
Digital bullying yang dialami Leslar terjadi karena ada sebagian netizen yang menganggap bahwa mereka telah melakukan pembohongan publik karena melangsungkan pernikahan dua kali.
Baca juga: Soal Acara Pernikahan Leslar, Ahli Media Benarkan Adanya Kebohongan Publik
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Belajar dari kasus Leslar ini, Eunike Sri Tyas Suci dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya berkata bahwa Leslar bisa saja terpengaruh secara psikologis akibat pembulian yang diterima di media sosial (digital bullying).
"Kalau ditanya bisa (terpengaruh) atau tidak, saya katakan bisa," kata Tyas kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021).
Belajar dari kasus Leslar ini, bagaimana cara kita mengendalikan atau mengelola stres jika mendapati situasi diluar dari yang kita bayangkan?
Tyas menjelaskan, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan atau mengelola diri kita dari stres dan emosi.
Terlebih jika stres dan emosi seperti yang dialami Leslar karena digital bulliying itu terjadi akibat situasi-situasi di luar diri kita, serta yang tidak pernah kita bayangkan.
Oleh sebab itu, belajar dari kasus Leslar, Tyas berikan beberapa cara mengelola stres yang baik atas situasi yang tak terduga., sebagai berikut.
Baca juga: Kenapa Netizen Marah soal Leslar Menikah Siri? Ahli Media LIPI Jelaskan
1. Bangun hubungan dengan orang lain
Cara mengelola stres dan emosi yang pertama adalah dengan membangun hubungan yang kuat dengan orang lain.
"Membangun hubungan yang kuat dengan significant others adalah hal yang penting, atau somebody to rely on," kata Tyas kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021).
Berbagi cerita tanpa melebih-lebihkan dan mengurangi, serta seperlunya saja kepada orang yang dipercaya dapat menjaga cerita Anda merupakan suatu hal yang penting.
Jika memang tidak ada orang di sekitar Anda yang dapat dipercayai. Maka, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan profesional.
Berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog, maupun psikiater jika memang harus, bukanlah suatu tindakan yang salah, dan bukan berarti Anda menderita gangguan kejiwaan parah.
Baca juga: Lewat Leslar, Ketahui Efek Digital Bullying dan Cara Menanganinya
Berkonsultasi dan bercerita tentang apa yang Anda rasakan seperlunya, justru akan membuat Anda terbantu menghadapi situasi buruk yang membuat Anda stres tersebut, termasuk situasi-situasi di luar dugaan lainnya di kemudian hari.
2. Dukungan sosial
Cara mengelola stres kedua, misalnya saat mendapati situasi yang ternyata di luar kendali atau bayangan kita, perasaan stres dan emosi yang ada juga bisa hilang dari dukungan sosial yang kita dapatkan.
"Dukungan sosial dari kelompok signifikan sangat penting," ujarnya.
Adapun kelompok signifikan yang dimaksud seperti peer, teman gereja atau kajian masjid (komunitas ibadah), sahabat atau teman curhat, keluarga, saudara dan lain sebagainya yang dianggap dekat serta memang memberikan energi yang positif kepada kita.
Baca juga: Leslar Disebut Lakukan Pembohongan Publik, Psikolog: Definisi Bohong Harus Diklarifikasi Ulang
3. Berolahraga
Cara ketiga untuk mengelola stres dan emosi adalah dengan berolahraga.
Tyas menyarankan, untuk Anda berolahraga sesuai kemampuan individu masing-masing. Namun, jika memang sanggup maka lari 5 kilometer dan boxing bisa menjadi pilihan yang bagus untuk melepaskan emosi pada orang.
Selain lari dan boxing, yoga serta berbagai cara positif lainnya bisa Anda lakukan untuk meluapkan emosi atau stres dengan baik.
Anda juga bisa belajar bagaimana melatih pernapasan saat emosi sedang tidak bagus, untuk relaksasi dan mengontrol tindakan Anda yang dipicu emosi tersebut.
4. Memilih hal positif
Ditambahkan Tyas, meskipun dalam kondisi yang sedang galau, resah, stres ataupun emosi tidak stabil. Tetapi, cobalah untuk tetap memilih melakukan hal-hal yang positif.
Jangan sampai karena sedang kalut, maka Anda melakukan hal-hal yang bisa berakibat negatif di kemudian hari.
Hal ini juga termasuk dalam pemilihan makanan dan minuman. Biasanya sebagian orang ada saja yang justru memiliki selera makan berlebihan saat sedang stres.
Nah, hal ini harus di minimalisir karena jika makan makanan yang tidak terkontrol akan mengakibatkan masalah baru seperti overweight, obesitas yang berakibat pada kesehatan fisik.
Baca juga: Kenapa Netizen Marah soal Leslar Menikah Siri? Ahli Media LIPI Jelaskan
Belajar dari Kasus Leslar, Ini Cara Mengelola Stres akibat Situasi Tak Terduga - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment