Rechercher dans ce blog

Friday, October 15, 2021

Vaksin dari China dan Kerbau India Dominasi Impor RI - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat vaksin covid-19 dari China serta daging kerbau dari India dan Australia mendominasi realisasi impor barang konsumsi yang masuk ke Indonesia mencapai US$1,79 miliar pada September 2021.

"Dominasi impor konsumsi itu adalah impor vaksin dari China meningkat 3.100,92 persen. Kemudian, disusul impor daging kerbau dari India dan Australia yang naik 57,9 persen," ucap Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers virtual, Jumat (15/10).

Selain dua komoditas itu, sumbangan pada realisasi impor konsumsi juga cukup banyak dari Jerman, Jepang, dan India dalam bentuk impor bahan obat-obatan. Jumlah impornya tercatat naik 73,94 persen.


Kendati impor vaksin dan kerbau meningkat dari China dan India pada bulan lalu, namun realisasi nilai impor dari kedua negara ke dalam negeri sejatinya turun. Tercatat, impor China ke Indonesia turun US$518,2 miliar menjadi US$4,43 miliar.

Sementara impor India ke tanah air turun US$148,8 juta menjadi US$515,8 juta. Sayangnya, BPS belum bisa menganalisa penyebab penurunan impor ini.

Namun, menurut BPS, realisasi impor Indonesia secara keseluruhan memang tengah menurun dari sejumlah negara mitra pada bulan lalu. Tercatat, realisasi impor Indonesia senilai US$16,23 miliar pada September 2021 atau turun 2,67 persen dari Agustus 2021.

[Gambas:Video CNN]

Realisasi impor konsumsi yang masuk ke Indonesia dari berbagai negara mitra dagang sejatinya turun sekitar 5,28 persen pada September dari Agustus 2021. Namun, secara tahunan naik 59,66 persen dari September 2020.

Kondisi serupa juga terjadi pada impor bahan baku/penolong yang turun 2,27 persen menjadi US$12,09 miliar dan barang modal berkurang 2,66 persen menjadi US$2,35 miliar.

Ekspor RI ke China-India

Bukan cuma impor dari China dan India yang turun ke Indonesia, tapi ekspor komoditas dari dalam negeri ke kedua negara juga turun. Realisasi ekspor Indonesia ke India turun US$482,5 juta menjadi US$1,23 miliar.

Sementara realisasi ekspor Indonesia ke China melorot US$236,5 juta menjadi US$4,54 miliar pada bulan lalu.

Margo mengatakan penurunan ekspor ke India terjadi karena berkurangnya pengiriman komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebanyak 67,63 persen dan pupuk 53,55 persen.

"Sementara yang ke China, turunnya itu disebabkan karena menurunnya ekspor kita untuk bahan bakar mineral turun 15,22 persen, kemudian lemak dan minyak hewan/nabati 19,02 persen," jelasnya.

Kendati begitu, BPS belum bisa menjelaskan alasan penurunan ekspor ke kedua negara yang kebetulan sedang mengalami krisis energi.

"Kalau dikaitkan dengan isu krisis energi, mungkin perlu kajian lagi. Kita belum bisa kaitkan, tapi yang menyebabkan turun bisa dipelajari," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan juga turun 3,84 persen menjadi US$20,6 miliar pada September dari Agustus 2021. Ia menduga hal ini terjadi karena ada penurunan permintaan dari berbagai negara mitra dagang di dunia.

"Penurunannya untuk ekspor nonmigas itu turun 6,24 persen, itu lebih dalam dibandingkan penurunan nilai ekspor nonmigasnya yang tercatat 3,38 persen. Ini dapat diartikan ada penurunan permintaan dari negara mitra dagang karena ada penurunan volume," pungkasnya.

(uli/agt)

Adblock test (Why?)


Vaksin dari China dan Kerbau India Dominasi Impor RI - CNN Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...