Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat nilai investasi yang berhasil diboyong dari Forum Bisnis Indonesia-Uni Emirate Arab (UEA) mencapai US$ 44,6 miliar atau setara dengan Rp 633,32 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$). Nilai investasi ini berasal dari beragam sektor, mulai dari energi hingga properti.
Forum tersebut dihadiri oleh sembilan perusahaan asal UEA yang sudah memiliki minat investasi ke Indonesia baik untuk investasi baru maupun untuk penambahan investasi.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan kesiapannya untuk menyambut investasi dari UEA yang berfokus pada tiga poin yaitu investasi energi terbarukan, investasi membangun industri yang berbasis pengelolaan lingkungan yang baik dan investasi dengan kolaborasi yang baik.
"Dalam rangka melakukan respon cepat untuk mewujudkan konsep investasi bersama antara Indonesia dan UEA, kami telah diperintahkan mengurus seluruh hal terkait perizinan dan fasilitas lain yang dibutuhkan investor PEA di Indonesia. Di bawah pimpinan Presiden serta Menko Kemaritiman dan Investasi, kami akan melakukan percepatan-percepatan untuk mewujudkan visi besar kedua negara," kata Bahlil dalam siaran persnya, Minggu (7/11/2021).
Beberapa perusahaan yang telah menyatakan komitmennya untuk untuk menanamkan modal di Indonesia antara lain Al Dahra Group dengan bisnis dairy products, Yas Holding dari sektor agriculture, Emirates Global Aluminium untuk perusahaan smelter aluminium, Damac Properties di sektor properti), dan AMEA Power di sektor energi terbarukan.
Khusus untuk Emirates Global Aluminium nantinya akan berpartner dengan holding BUMN pertambangan, PT Inalum (Persero)/MIND ID.
Nilai US$ 44,6 miliar tersebut sudah termasuk dengan hasil investasi dari Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Air Products dari Amerika Serikat senilai US$ 15 miliar atau Rp 213 triliun.
Sementara itu, Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohammed Al Mazrouei mengatakan pihaknya juga membidik investasi di ibu kota baru Indonesia.
"Kami memiliki target yang tinggi dari kerja sama yang ditandatangani hari ini. Pemerintah UEA memiliki minat tersendiri akan pembangunan ibu kota baru Indonesia. Di samping itu kami juga melihat minat dari sektor swasta UEA. Kami memerlukan bimbingan dari Presiden Jokowi dan jajaran menteri agar komitmen kami dapat terwujud dengan baik," terangnya.
Sektor yang diinvestasikan oleh UEA ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk berkomitmen melakukan hilirisasi dan menghentikan proses ekspor produk mineral mentah.
"Kami akan terus melarang ekspor produk mineral mental, setelah aluminium dan nikel, mungkin nanti tembaga, ini agar investor membangun industri nilai tambah di Indonesia," kata Jokowi dalam kesempatan tersebut.
Jokowi menegaskan, terdapat tiga bidang yang difokuskan ini akan menjadi prioritas kerja sama antara Indonesia dan UEA. Antara lain pembangunan ibu kota baru Indonesia, investasi bidang transisi energi dan perdagangan melalui kerja sama Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
Jokowi Balik dari Arab, Bawa "Oleh-oleh" Rp 633 Triliun - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment