Rechercher dans ce blog

Monday, November 8, 2021

'Suntik' Kereta Cepat, Sri Mulyani Banjir Kritikan dari DPR! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dibanjiri kritikan karena menggunakan uang negara untuk membiayai pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Pada tahun ini PMN yang dialokasikan untuk KCIC sebesar Rp 4,3 triliun melalui PT Kereta Api Indonesia.

Kritikan ini datang dari para anggota Komisi XI DPR RI yang mempertanyakan janji pemerintah yang ingkar. Kritikan pertama datang dari Wakil Ketua Komisi XI Dolfie yang meminta pemerintah mempertanggungjawabkan janjinya terkait pembangunan kereta cepat.


Kritikan yang sama juga datang dari anggota komisi XI Fraksi PKB dan Fraksi PKS Ecky Awal Mucharam yang juga mempertanyakan mengenai janji yang disampaikan Presiden. Dimana dari pernyataannya saat itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pembangunan kereta cepat tidak akan menggunakan APBN tapi murni bisnis to bisnis antara BUMN dan swasta.

Lanjut Ecky, janji lain yang disampaikan pemerintah dalam pembangunan KCI adalah tidak akan ada jaminan dari negara. Kemudian ada juga pernyataan yang menegaskan bahwa pemerintah tidak mau didikte oleh negara manapun dalam pembangunan proyek tersebut.

"Banyak lagi janji pemerintah yang disampaikan ketika mau membangun kereta cepat sehingga dibentuklah Perpres 107/2015 dan ternyata dalam Perpres terbaru yakni nomor 93 tahun 2021, membalikkan semua apa yang dijanjikan pemerintah. KCIC dibiayai oleh BUMN dan dijamin oleh pemerintah. Ini yang ingi saya pertanyakan," ujar Ecky dalam Ruang Rapat Komisi XI, Senin (8/11/2021).

Kritikan lainnya datang dari anggota Komisi XI Fraksi Demokrat Didi Irawadi. Bahkan Didi meminta pemerintah segera menugaskan Badan pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit kinerja pembangunan KCIC sehingga membutuhkan dana pemerintah dan melanggar janji yang dibuat.

"Kami minta BPK audit ini, sehingga nggak ada kecurigaan masyarakat tentang ini. Jadi Menkeu segara minta BPK audit soal kereta api cepat," kata dia.

Selanjutnya, kritikan juga datang dari Wakil Ketua Komisi XI Fraksi PPP Amir Uskara yang mempertanyakan apa urgensi dari proyek ini sehingga pemerintah harus menyuntik dana untuk pembangunannya.

Padahal ia menilai proyek ini tidak akan menguntungkan. Sebab, masyarakat akan lebih memilih menggunakan jalur darat mobil untuk menuju Bandung dengan fasilitas tol yang ada.

"Saya mau lihat apa urgensinya sampai tiba-tiba pemerintah masuk ke proyek yang awalnya BtB (business to business). Pemerintah tiba-tiba suntik anggaran ke situ. Dari prospek saya nggak yakin ini menguntungkan. Kalau saya sih lebih memilih naik mobil ke Bandung dibandingkan naik kereta cepat. Naik kereta cepat masih harus ke terminal, dari terminal naik kendaraan lain lagi. Jadi saya nggak tahu ini sudah dikaji atau belum. Atau ini hanya untuk sekedar bagi-bagi PMN saja," jelasnya.

Kemudian, kritikan juga datang dari anggota Komisi XI Vera Febyanthy. Ia meminta agar Sri Mulyani bisa kembali menjadi dirinya yang lama yakni selalu konsisten dan ketat dalam memberikan suntikan modal.

"Ibu pada zaman periode yang lalu, terkenal sebagai Menteri resisten pemberian PMN, sangat ketat dalam jalankan anggarannya. Saya harap bu Menteri masih seperti itu, masih konsisten. Jadi saya harap bu Menteri masih punya sense of yang sama dalam hal memberikan PMN tersebut," tegasnya.


[Gambas:Video CNBC]

(mij/mij)

Adblock test (Why?)


'Suntik' Kereta Cepat, Sri Mulyani Banjir Kritikan dari DPR! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...