Drg. Chandra, dokter gigi Klinik Satelit Universitas Indonesia (UI) Makara menuturkan, halitosis berasal dari kata bahasa Latin halitos yang berarti 'yang dihembuskan' dan osis yang berarti gangguan atau kelainan.
Chandra menuturkan, gangguan ini berdampak psikososial bagi penderitanya. Salah satunya yang terjadi yaitu kurangnya rasa percaya diri hingga penarikan diri dari interaksi sosial.
Ia menambahkan, gangguan ini biasanya tidak disadari karena indera penciuman penderitanya sudah terbiasa dengan bau tersebut.
"Karena sudah terbiasa dengan bau tersebut, bau mulut biasanya tidak disadari. Biasanya, bau mulut seseorang malah diketahui teman dekat atau keluarga yang biasa berinteraksi dengan dia," kata Chandra dalam akun instagram resmi Open Videos UI @ovisui, Rabu (26/5/2021).
Chandra menjelaskan, penyebab bau mulut bisa bersumber dari beberapa hal. Adapun penyebab bau mulut yaitu bersumber dari rongga mulut, luar rongga mulut, diet, dan medikasi atau pengobatan.
Ia menambahkan, salah satu sumber utama bau mulut yakni 90% berasal dari kondisi kebersihan gigi dan mulut, lubang gigi yang tidak terawat, gangguan jaringan periodontal sekitar gigi, dan laju air liur atau saliva flow rate yang sangat sedikit.
Adapun jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang agar gigi tidak terlepas dari soketnya.
Jaringan periodontal terdiri dari gingiva atau gusi, tulang alveolar atau tulang tempat tertanamnya gigi, ligamen periodontal atau jaringan ikat penyokong gigi, dan sementum atau jaringan yang membentuk lapisan luar akar gigi.
Chandra menuturkan, gangguan jaringan periodontal bisa muncul dari plak dan karang gigi.
"Plak dan karang gigi yang terbentuk bisa ganggu jaringan peredontal seperti gusi mudah berdarah dan bengkak. Hal ini memicu potensi bau mulut," terang Chandra.
Ia menambahan, saliva flow rate yang rendah juga mengganggu daya air liur membersihkan rongga mulut dari sisa makanan yang ada. Adapun laju air liur ini bisa naik dengan mengunyah dan mengisap, sehingga laju air liur bisa turun karena diet.
Chandra menuturkan, tips mencegah bau mulut di antaranya yaitu menjaga oral hygiene atau kebersihan rongga mulut, contohnya yaitu dengan sikat gigi dan dental flossing.
"Sikat gigi minimal dua kali sesudah sarapan dan sebelum tidur. Lalu dilanjutkan dental flossing. Dental flossing terutama membersihkan daerah sekitar gigi yang sulit dijangkau buku sikat," jelas Chandra.
Gimana detikers, udah siap lawan bau mulut kan?
Simak Video "Puasa Bikin Gemuk Atau Kurus?"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)
Kenapa Bisa Bau Mulut? Ini Tips Pencegahannya dari Dokter Gigi UI detikcom • 3 menit yang lalu - Detikcom
Read More
No comments:
Post a Comment