Rechercher dans ce blog

Friday, August 6, 2021

Mungkinkah Antibodi dari Satu Varian Covid-19 Menetralisir Varian Lainnya? - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Selama pandemi, berbagai varian Covid-19 telah muncul dengan varian Delta yang saat ini paling dominan.

Memahami bagaimana beberapa varian mungkin dapat memicu respons antibodi yang efektif terhadap varian lain, selain dirinya sendiri, dapat membantu menginformasikan desain vaksin Covid-19 di masa depan.

Untuk menjawab hal tersebut, para peneliti di Francis Crick Institute dan University College London Hospitals NHS Foundation Trust (UCLH) telah mempelajari apakah antibodi yang dihasilkan akibat dari infeksi satu varian SARS-CoV-2 mampu mengikat dan menetralkan varian lainnya.

Baca juga: Studi Baru: Varian Lambda Lebih Menular dan Kebal Vaksin Covid-19

Dalam studi mereka, yang diterbitkan di eLife (29 Juli), para ilmuwan menganalisis sampel darah yang dikumpulkan dari pasien yang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19 dan yang berada di UCLH karena alasan lain, sampel dari petugas kesehatan serta sampel yang dikumpulkan dari pasien di berbagai titik di awal pandemi.

Melansir Medical Xpress, para peneliti mengidentifikasi antibodi Covid-19 dalam darah, dan menjalankan tes di laboratorium untuk melihat apakah antibodi yang dihasilkan setelah terinfeksi dengan satu varian Covid-19, mampu mengikat dan menetralkan varian lainnya.

Studi tersebut meliputi:

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

- Strain asli yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina
- Strain dominan di Eropa pada gelombang pertama April 2020 (D614G)
- B.1.1.7, varian yang pertama kali ditemukan di Kent, Inggris (Alpha)
- B.1.351, varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan (Beta)

Jika ada antibodi yang diproduksi oleh satu varian mampu mengikat varian lain pada tingkat yang sama, maka ada beberapa perbedaan apakah antibodi dapat menetralkan varian lain.

Jika antibodi mampu menetralkan virus, ini berarti ia dapat menghentikan virus memasuki sel inang untuk bereplikasi.

Hasilnya, para peneliti menemukan, bahwa antibodi yang diproduksi oleh varian Alpha tidak mampu menetralkan strain asli Wuhan dan varian D614G secara efektif, dibandingkan dengan menetralkan varian Alpha itu sendiri.

Namun, antibodi yang diproduksi untuk melawan infeksi dengan galur D614G mampu menetralkan galur Alpha maupun galur strain asli Wuhan ke tingkat yang sama seperti D614G.

Baca juga: Studi: Risiko Pembekuan Darah akibat Covid-19 Jauh Lebih Tinggi Ketimbang akibat Vaksin AstraZeneca

Ilustrasi virus corona.Freepik Ilustrasi virus corona.

Sementara, baik strain Alpha dan D614G menghasilkan antibodi yang tidak mampu menetralkan strain Beta secara efektif.

Ada banyak elemen dari sistem kekebalan yang memengaruhi seberapa terlindunginya seseorang terhadap penyakit di masa depan.

Ini termasuk sel B memori dan sel T yang melengkapi sistem kekebalan tubuh untuk menghadapi ancaman yang berkembang.

Baca juga: Vaksinasi Saja Tidak Cukup untuk Hentikan Pandemi Covid-19

Akibatnya, temuan ini tidak berarti orang yang terinfeksi varian tertentu kurang terlindungi dari orang lain.

Kevin Ng, co-penulis pertama penelitian dan Ph.D. mahasiswa di Retroviral Immunology Laboratory di Crick mengatakan, penting untuk dicatat bahwa kebanyakan orang yang telah terinfeksi virus corona tidak mengetahui varian mana yang menyebabkan mereka terinfeksi.

“Sehingga, sangat penting bagi setiap orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin mengambil kesempatan vaksinasi, karena kami tahu itu efektif dalam beberapa cara melawan semua varian yang muncul," kata Ng.

Karena antibodi mampu mengikat varian lain pada tingkat yang sama, tetapi memiliki kemampuan yang berbeda untuk menetralkan strain lain, ini menunjukkan bahwa hanya ada beberapa wilayah di protein spike virus yang menjadi faktor penting untuk proses netralisasi ini.

Menurut Nikhil Faulkner, rekan penulis pertama dan Ph.D. mahasiswa di Retroviral Immunology Laboratory di Crick, seiring pandemi berlanjut dan lebih banyak varian lain yang mungkin muncul, maka penting untuk melakukan penelitian tentang bagaimana infeksi dengan satu varian berdampak pada respons imun terhadap varian lain.

Selain itu, penelitian ini dapat membantu menjadi informasi bagi para ahli yang sedang mempelajari dan memutuskan varian mana yang harus dimasukkan dalam vaksin booster di masa depan.

“Dengan membuat vaksin multivalen, seperti vaksin flu tahunan, kami dapat memfaktorkan varian yang berbeda menjadi satu vaksin. Ini akan membantu meningkatkan luasnya perlindungan kekebalan terhadap varian saat ini dan masa depan," ujar Faulkner.

Baca juga: 3 Cara Memulihkan Kesehatan Paru Setelah Sembuh dari Covid-19

Adblock test (Why?)


Mungkinkah Antibodi dari Satu Varian Covid-19 Menetralisir Varian Lainnya? - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...