KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) memperkirakan neraca perdagangan Indonesia Agustus 2021 masih surplus, meski lebih rendah dari surplus pada bulan Juli 2021.
Kepala ekonom BCA David Sumual memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada Agustus 2021 sebesar US$ 2,4 miliar, atau turun tipis dari surplus pada Juli 2021 yang sebesar US$ 2,59 miliar.
David mengatakan, turun tipisnya surplus pada bulan laporan disebabkan oleh pergerakan kinerja impor yang mulai meningkat di Agustus 2021, seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga: Sentimen domestik positif, rupiah bisa kembali menguat pada perdagangan besok (13/9)
“Impor sudah mulai naik pada Agustus 2021 karena konsumsi rumah tangga mulai meningkat akibat pelonggaran pembatasan aktivitas. Ini meningkatkan impor bahan baku juga,” ujar David kepada Kontan.co.id, Senin (13/9).
Dari sisi ekspor, nilai ekspor juga diperkirakan masih meningkat karena harga komoditas masih ciamik, seperti harga mineral, nikel, serta Crude Palm Oil (CPO).
Selain itu, kinerja ekspor juga didorong adanya permintaan dari negara-negara mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS). Meski memang kasus harian meningkat, tetapi negara tersebut tidak melakukan kuncitara.
David optimistis pergerakan positif baik dari sisi impor maupun ekspor ini akan berlanjut pada bulan September 2021. Sehingga, dengan peningkatan impor yang lebih tinggi, maka keuntungan neraca perdagangan diperkirakan tak naik, alias cenderung stagnan.
Lebih rendah dari Juli, neraca dagang Agustus 2021 diproyeksi surplus US$ 2,4 miliar - Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment