JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sepanjang 15-19 Oktober 2021 mencapai Rp 2,32 triliun.
Aliran dana asing itu keluar melalui pasar saham sebesar Rp 2,27 triliun dan melalui aksi jual Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 50 miliar.
"Berdasarkan data transaksi 15-18 November 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,32 triliun," ujar Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Sabtu (20/11/2021).
Baca juga: Bank Indonesia Terbitkan Aturan Transfer Antarbank Rp 2.500
Seiring dengan keluarnya dana asing sepekan terakhir, maka premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 77,59 bps per 18 November 2021 dari sebelumnya di level 83,07 bps per 12 November 2021.
Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun menjadi turun ke level 6,16 persen, sebaliknya yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun naik ke level 1,586 persen.
Adapun pada Kamis (18/11/2021) nilai tukar rupiah di tutup di level Rp 14.225 per dollar AS, kemudian ketika dibuka pada perdagangan Jumat (19/11/2021), nilai tukar rupiah turun menjadi berada di level Rp 14.200 per dollar AS.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Di sisi lain, terkait inflasi, Erwin mengatakan, perkembangan harga pada November 2021 tetap terkendali. Hal itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) BI pada minggu ketiga November 2021, yang memperkirakan inflasi sebesar 0,31 persen secara bulanan (month to month/mtm).
"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender sebesar 1,24 persen (year to date/ytd) dan secara tahunan sebesar 1,69 persen (year on year/yoy)," ungkapnya.
Baca juga: Bank Indonesia Beri Isyarat akan Kurangi Likuiditas mulai Tahun Depan
Penyumbang utama inflasi di minggu ketiga November 2021 yakni komoditas telur ayam ras sebesar 0,09 persen (mtm), minyak goreng 0,07 persen, cabai merah 0,05 persen, serta daging ayam ras, sawi hijau, bayam, emas perhiasan, sabun detergen bubuk, angkutan udara, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara beberapa komoditas yang mengalami deflasi yakni tomat, bawang merah, dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Erwin memastikan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta menyiapkan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, juga menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," pungkas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.BI Catat Sepekan Aliran Modal Asing Rp 2,32 Triliun Keluar dari Indonesia - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment