Rechercher dans ce blog

Sunday, August 8, 2021

Banyak Tekanan dari Eksternal, IHSG Pekan Depan Berpotensi Melemah - Katadata.co.id

Indeks harga saham gabungan atau IHSG diprediksi bakal mengalami pelemahan pada perdagangan sepekan ke depan. Kondisi tersebut disebabkan banyaknya data ekonomi dari luar yang berpotensi mendominasi pergerakan indeks sepekan. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (6/8), IHSG ditutup melemah 0,03% ke level 6.203,3. Adapun selama sepekan indeks meningkat 2,20% dari posisi sebelumnya 6.070,04 pekan lalu.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan kenaikan IHSG sepekan lalu didukung data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang tumbuh positif 7,07%. Kondisi tersebut menjadi sinyal positif bagi pasar, mengingat empat kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi cenderung negatif.

"Jumat (6/8) indeks sempat menguat, tapi berbalik arah karena aksi profit taking (ambil untung) pelaku pasar di jangka pendek," kata Sukarno kepada Katadata.co.id, Minggu (8/8).

Hal senada disampaikan Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana yang menyatakan penguatan IHSG sepekan kemarin sempat terbebani aksi ambil untung di akhir pekan. Tren penurunan kemungkinan masih akan berlanjut sepekan ke depan, berkaca dari sentimen teknikal.

Untuk sepekan ke depan, Herditya memprediksi IHSG akan bergerak pada rentang 6.048 hingga 6.268 dengan kecenderungan terkoreksi. Di mana, saham dari sektor keuangan dan komunikasi cenderung menarik untuk diperhatikan sepekan ke depan. 

"IHSG sudah cukup signifikan dan menembus level-level resistance.  Di sisi lain, masi ada gap di bawah (level support) yang akan diuji pada pergerakan IHSG berikutnya," ujar Herditya kepada Katadata.co.id, Minggu (8/8). 

Sementara itu, Sukarno menilai pergerakan IHSG pekan depan akan melanjutkan koreksi jika tidak mampu bertahan di atas 6.173. Prediksinya, indeks akan bergerak pada rentang 6.134 hingga 6.263. Adapun sentimen yang bakal menjadi penggerak indeks sepekan ke depan didominasi dari eksternal.

"AS, Tiongkok dan India akan menerbitkan data inflasi Juli, disusul data ekonomi kuartal II-2021 di Inggris, Malaysia dan Filipina. Eropa dan India juga akan merilis data manufakturnya," kata Sukarno.

Data penting lainnya yang perlu menjadi perhatian sepekan ke depan seperti indeks kepercayaan konsumen AS, neraca perdagangan Jerman, neraca berjalan di Jepang  dan moral bisnis di Australia.

Sepekan ke depan, Sukarno menilai saham seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA),  PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Multipolar Tbk (MLPL) menarik untuk diperhatikan. 

Berdasarkan data BEI, nilai kapitalisasi pasar selama sepekan turut mengalami peningkatan 3,42% menjadi sebesar Rp 7.481 triliun dari pekan sebelumnya. Sedangkan untuk rata-rata nilai transaksi meningkat sebesar 16,63% menjadi Rp 15,054 triliun.

Selanjutnya, peningkatan juga terjadi pada rata-rata frekuensi harian Bursa sebesar 17,15% menjadi sebesar 1,67 juta transaksi dari pekan sebelumnya hanya 1,43 juta transaksi. Rata-rata volume transaksi harian mengalami peningkatan tertinggi yakni 41,71% menjadi 27,025 miliar saham dari 19,070 miliar pada pekan lalu.

Investor asing per Jumat (6/8) mencatatkan nilai jual bersih Rp 127,51 miliar, sedangkan sepanjang 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 18,913 triliun.

Adblock test (Why?)


Banyak Tekanan dari Eksternal, IHSG Pekan Depan Berpotensi Melemah - Katadata.co.id
Read More

No comments:

Post a Comment

Korsel Targetkan 300 Ribu Wisatawan dari Indonesia pada 2022 - Republika Online

Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan anjlok pada 2020 dan 2021. REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korea Selatan (Korsel) menargetkan kun...