KOMPAS.com - Beredar video yang memperlihatkan ratusan burung pipit jatuh berhamburan ke tanah.
Fenomena itu diketahui terjadi di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Video viral yang tersebar di media sosial merupakan video dari seorang warga setempat bernama Kadek Sutika, yang ia rekam pada Kamis (9/9/2021).
Melalui akun Facebook Dek Eko, ia mengunggah video berdurasi 18 detik yang menampilkan ribuan burung pipit terkapar di tanah, sementara lainnya bergerombol di pangkal sebuah pohon.
Sutika mengatakan bahwa kini burung-burung tersebut sudah dievakuasi oleh warga setempat. Burung yang sudah mati kemudian dikubur.
"(Burung) yang mati sudah dikubur, tapi beberapa yang hidup sudah terbang," kata Sutika saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/9/2021).
Baca juga: Fenomena Aneh, Ratusan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Ini Kata BKSDA
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Kronologi kejadian
Diberitakan Kompas.com, Kamis (9/9/2021), Sutika bercerita, fenomena langka itu pertama kali ia ketahui saat dirinya berkendara menuju rumah temannya sekitar pukul 8 pagi waktu setempat.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan lebat turun. Ia langsung putar balik kembali ke rumahnya dan melihat gerombolan warga baik dewasa dan anak-anak telah ramai di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Mereka menyaksikan ribuan burung pipit yang berjatuhan di bawah pohon asam di kuburan tersebut.
"Saya lihat ke kuburan, anak-anak sudah banyak yang mengambil-ambil burung itu. Saya lihat ada banyak burung di bawah pohon, ada yang mati, ada yang masih hidup," kata dia.
Menurut pengamatan Sutika, kawanan burung pipit tersebut telah bertengger di dua batang pohon asam di kuburan selama lima hari belakangan. Ia tidak tahu dari mana asal burung tersebut.
Saat sore, warga mengumpulkan burung-burung yang mati berjatuhan di tanah itu, kemudian menguburnya.
Sutika mengatakan, sebagian dari burung yang jatuh masih bertahan hidup. Burung-burung yang masih hidup berlindung di naungan pohon asem tersebut.
Baca juga: Viral, Video Sebut Racun Disebar di Langit Jagakarsa, Ini Kata TNI AU
Masih akan diselidiki
Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Prawono Meruanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab terjadinya fenomena tersebut.
Dalam waktu dekat, BKSDA Bali akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi dan akan menyelidiki penyebab jatuhnya ribuan burung pipit di area itu.
"Tapi kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam, bisa dikatakan mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi. Sehingga mengakibatkan burung-burung berjatuhan, bisa saja seperti itu," kata Meruanto seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (9/9/2021).
Meruanto menyebutkan, peristiwa seperti ini baru pertama terjadi di wilayahnya. Pihaknya belum bisa menarik kesimpulan lebih jauh terkait fenomena ini.
"Jadi, sebuah hal yang aneh juga kalau melihat kondisi burung-burung seperti itu (berjatuhan). Artinya, kita tidak tahu, (apa) jatuh langsung, kita juga tidak tahu. Ini baru pertama yang saya ketahui," terang Meruanto.
"Mungkin dengan sebab-sebab lain yang kita tidak ketahui sebelumnya. Nanti mungkin teman-teman akan mencoba ke lapangan untuk melihat kondisi dan keadaan yang terjadi di lapangan," imbuh dia.
Baca juga: Menilik Pemberitaan Media-media Asing Terkait Kebakaran Lapas Tangerang
Dugaan sementara
Diberitakan Kompas.com, Kamis (9/9/2021), Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka mengatakan, fenomena burung pipit berjatuhan ini diduga karena tak kuat melawan cuaca ekstrem saat bertengger di pohon asem.
Cuaca yang ekstrem yang dimaksud yakni hujan dan angin kencang di masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan.
"Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.
Meski ditemukan banyak yang mati, beberapa dari burung itu masih bisa bertahan hidup setelah terkena sinar matahari. Bulu burung memiliki lapisan satkarotinya, sehingga air sulit air itu menembus bulunya.
Selain itu, burung pipit juga memiliki kelenjar minyak yang membuat sebagian dari mereka bisa bertahan hidup.
Akan tetapi, untuk mengetahui lebih pasti fenomena ini, Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar mengambil sampel burung. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium.
"Untuk dianogsis selanjutnya kita ambil sampel dan kita cek ke lab," tutur dia.
(Sumber: KOMPAS.com/Kontributor Bali, Ach. Fawaidi | Editor: Pythag Kurniati)
Viral, Video Burung Pipit Berjatuhan dari Langit di Bali, Ini Kronologi dan Dugaan Penyebabnya - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment